Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Ngopi Bareng, ‘Panggungnya’ Kopi Ponorogo

PONOROGO(KR)- Sabtu (23/2) Dinas Pariwisata Ponorog menggelar acara Ngopi bareng yang bertempat di Taman Kelono Sewandono. Acara ini diharapkan menjadi panggung alias ajang pemasaran yang tepat bagi kopi di Ponorogo. Aktifitas minum kopi yang sudah membudaya diharapkan bukan hanya jadi rutinitas tapi juga membawa berkah bagi para pelaku bisnis di dalamnya. Acara ini 

Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mengatakan, sekitar 30 tahun lalu Ponorogo adalah produsen kopi terkemuka di Jawa Timur. Namun produksi kopi Ponorogo turun drastis karena pohonnya terserang hama.

“Dan dalam tiga tahun terakhir, kita melihat para petani kopi mulai menggeliat, mencoba membangkitkan produksi kopi tersebut. Yang paling banyak adalah di Ngebel dan di Ngrayun. Nah, kopi yang dihasilkan rasanya enak sekali, tidak kalah dengan yang dijual denan harga mahal di kota-kota besar,” ungkap Bupati Ipong saat membuka acara Ngopi Bareng.

Bupati Ipong yakin, bila produksi kopi bisa digalakkan kembali, maka kopi akan kembali menjadi komoditas yang mampu menunjang pendapatan para petani. Sebab kopi sudah terbukti menjadi salah satu komoditas yang masuk dalam 100 besar industri dengan omzet terbesar di dunia. Yaitu oleh gerai kopi yang jaringannya ada di seluruh dunia dan ada di kota-kota besar.

“Jadi kalau kita bisa mengembangkan produksi kopi di Ponorogo, pasti kita akan ada manfaat yang besar bagi pembangunan dan perekonomian di Ponorogo, terutama bagi para petaninya,” ungkapnya.

“Yang tidak kalah penting, dengan Ngopi Bareng ini, kita bisa menyemangati para produsen dan pegiat kopi di Ponorogo untuk semakin hadir dan produktif,” imbuhnya.

Pegiat Kopi dari Ngebel, Beni Hendro Saputro menyatakan sangat bersyukur dengan adanya kegiatan yang menghadirkan para pegiat kopi dan mempertemukannya dengan warga penikmat kopi. Sebab ternyata yang hadir tidak hanya dari Ponorogo tapi ada pula yang dari luar Ponorogo.

“Ini bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap produk kopi di Ponorogo. Dengan kegiatan seperti ini kita berharap pemasaran kopi akan lebih lancar,” tuturnya.

Menurutnya, kopi Ponorogo sudah banyak dikenal oleh penikmat kopi. Tidak hanya di Indonesia, bahkan di luar negeri. “Meski begitu, dukungan pemerintah untuk pemasaran tetap sangat diharapkan. Ini agar petani kopi seperti kami dan kelompok tani di Ngebel bisa sejahtera,” pungkasnya.

Dalam Ngopi Bareng kali ini, ada 25 stan kopi yang hadir. Mulai dari kopi legendaris Mbah Tekluk, Kopi Hargo Kiloso Ngebel, Kopi Klobot Ratu Ngrayun sampai Kopi Magetan. Peragaan seduh kopi dari tubruk dengan air masak anglo sampai memasak air dengan heater digital pun ada.

Grinding atau giling kopi di depan para pengunjung pun diperagakan. Termasuk membuat kopi jenis capucino dan americano. Tak heran, hanya dalam waktu 1,5 jam, 1.500 voucher kopi gratis yang disediakan panitia selesai ditukarkan seluruhnya ke stan-stan yang ada.

Dilansir dari : Ponorogo.go.id

IKLAN

Recent-Post