Angka Kematian Ibu Di Ponorogo Belum Mendapati Angka Nol, KTD Menjadi Faktor Dominannnya
PONOROGO (KR) - Angka Kematian Ibu (AKI) di Ponorogo belum mandapati angka nol. Hal ini di akibatkan karena kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) masih menjadi faktor paling dominan sebagai penyebab kematian ibu.
Rahayu Kusdarini, Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo mengatakan sebagian besar penyebab AKI adalah kehamilan tidak diinginkan ( KTD) atau faktor usia dan penyakit. Rahayu mengatakan, pihaknya terus berupaya unruk menurunkan angka tersebut hingga mencapai nol. Diakui hal itu memang perlu waktu dan tenaga serta melibatkan pihak ketiga.
Ia juga mengatakan pada 2018 lalu AKI di Kabupaten Ponorogo mencapai 89 orang per 100 ribu kelahiran hidup. Ditemukan ada 9 kematian ibu dari 9.500 kelahiran hidup sehingga AKI-nya pun menjadi 89. Angka ini lebih rendah dibanding dari angka nasional yaitu 205 per 100 ribu kelahiran hidup.
“AKI Ponorogo 89 per 100 ribu (2018), dan berangsur turun menjadi 75 per 100 ribu. Kami berupaya menurunkan AKI dengan upaya-upaya yang dilakukan tapi belum di angka nol,” ujar Rahayu, Selasa (5/3/2019).
Soal penyebabnya, menurut Rahayu adalah usia ibu, kehamilan tidak diinginkan (KTD) dan faktor kesehatan. Sebagian besar kematian ibu terjadi pada ibu usia produktif, atau usia yang lanjut tapi tetap meneruskan kehamilannya. Hal ini tidak terjadi pada para ibu yang mengakami perkawinan usia muda di Ponorogo. AKI pada remaja adalah nol.
“(Ibu berusia) remaja atau usia di bawah 25 tahun malah nol atau tidak jadi penyumbang AKI. Memang ada perkawinan di bawah umur tidak ada satu pun yang meninggal,” ujarnya.
“Sebagian besar AKI duisebabkan KTD, anak banyak hamil lagi dan umur yang tua. Ada pula ibu yang mengidap penyakit di mana beresiko untuk hamil,” imbuhnya.
Dilansir dari : ponorogo.go.id
Rahayu Kusdarini, Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo mengatakan sebagian besar penyebab AKI adalah kehamilan tidak diinginkan ( KTD) atau faktor usia dan penyakit. Rahayu mengatakan, pihaknya terus berupaya unruk menurunkan angka tersebut hingga mencapai nol. Diakui hal itu memang perlu waktu dan tenaga serta melibatkan pihak ketiga.
Ia juga mengatakan pada 2018 lalu AKI di Kabupaten Ponorogo mencapai 89 orang per 100 ribu kelahiran hidup. Ditemukan ada 9 kematian ibu dari 9.500 kelahiran hidup sehingga AKI-nya pun menjadi 89. Angka ini lebih rendah dibanding dari angka nasional yaitu 205 per 100 ribu kelahiran hidup.
“AKI Ponorogo 89 per 100 ribu (2018), dan berangsur turun menjadi 75 per 100 ribu. Kami berupaya menurunkan AKI dengan upaya-upaya yang dilakukan tapi belum di angka nol,” ujar Rahayu, Selasa (5/3/2019).
Soal penyebabnya, menurut Rahayu adalah usia ibu, kehamilan tidak diinginkan (KTD) dan faktor kesehatan. Sebagian besar kematian ibu terjadi pada ibu usia produktif, atau usia yang lanjut tapi tetap meneruskan kehamilannya. Hal ini tidak terjadi pada para ibu yang mengakami perkawinan usia muda di Ponorogo. AKI pada remaja adalah nol.
“(Ibu berusia) remaja atau usia di bawah 25 tahun malah nol atau tidak jadi penyumbang AKI. Memang ada perkawinan di bawah umur tidak ada satu pun yang meninggal,” ujarnya.
“Sebagian besar AKI duisebabkan KTD, anak banyak hamil lagi dan umur yang tua. Ada pula ibu yang mengidap penyakit di mana beresiko untuk hamil,” imbuhnya.
Dilansir dari : ponorogo.go.id