PONTIANAK (KR) – Pengeroyokan siswi Sekolah Menengah Pertama
(SMP) oleh sejumlah Siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) terjadi di Pontianak
Selatan, Pontianak, Kalimantan barat. Wakil Ketua Komisi Pengawasan dan
Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar Tumbur Manalumengatakan menurutnya
kejadian tersebut di lakukan pada Jumat (29/3).
"Kejadian dua pekan lalu, Jumat (29/3/2019), tetapi
baru dilaporkan kepada orangtuanya Jumat (5/4/2019) dan ada pengaduan ke Polsek
Pontianak Selatan. Kemudian kami dari KPAD langsung menerima pengaduan,"
kata Manalu di Kantor KPPAD, Senin (8/4).
Akibat dari Pengeroyokan ini korban dilarikan ke rumah sakit untuk
menjalani pemeriksaan di bagian kepala dan dada di Unit Radiologi Rumah Sakit
Mitra Medika pada Senin (8/4).
Manalu menjelaskan,
pemicu pengeroyokan tersebut adalah masalah asmara antara kakak sepupu korban
dan salah satu pelaku pengeroyokan. Saat itu korban turut berkomentar di laman
Facebook kakak sepupunya. Namun, komentarnya dianggap menyinggung salah satu
pelaku.
"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info,
kakak sepupu korban merupakan mantan pacar dari pelaku penganiayaan ini. Di
media sosial mereka saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena
kesal terhadap komentar itu," katanya.
Pelaku diketahui nekat menjemput korban di rumahnya dan
berdalih untuk diajak ngobrol. Korban pun diajak ke Jalan Sulawesi dan Taman
Akcaya.
Berdasarkan keterangan korban, di dua lokasi tersebut para
pelaku melakukan tindak kekerasan.
Sementara itu, pihak Polresta Pontianak mengaku telah
menerima laporan kasus tersebut. Rencananya, polisi akan memanggil orangtua
korban.
"Kami akan panggil orangtua korban," kata Kanit
PPA Polresta Pontianak Iptu Inayatun Nurhasanah.
Selain itu, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono meminta
pihak kepolisian dan Dinas Pendidikan Pontianak untuk menuntaskan kasus
tersebut.
Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Husni Ramli
mengatakan, peristiwa pengeroyokan terjadi di dua tempat berbeda, yakni di
Jalan Sulawesi, Kecamatan Pontianak Kota dan Taman Akcaya, Jalan Sutan Syahrir
Pontianak, Kalimantan Barat, pada Jumat (29/3/2019) sekira pukul 14.30 WIB.
Saat itu, AD sepulang sekolah dijemput seorang temannya
untuk pergi ke rumah saudara sepupunya. Tak lama setelah sampai di rumah
saudaranya, korban bersama temannya itu pergi keluar dengan menggunakan sepeda
motor.
Namun ternyata, di tengah perjalanan korban dibuntuti pelaku
dengan menggunakan dua sepeda motor. Saat di Jalan Sulawesi, korban dicegat
pelaku.
"Oleh salah seorang pelaku, wajah korban disiram dengan
air. Rambutnya ditarik dari belakang. Lalu dia terjatuh ke aspal," kata
Husni, di Mapolresta Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (9/4/2019).
Setelah terbaring di jalan, pelaku lain menginjak perut
korban dan membenturkan kepalanya ke aspal.
"Korban bersama temannya itu kemudian melarikan diri
menuju Taman Akcaya, yang memang berada tak jauh dari situ," ujarnya.
Korban kemudian dikejar lagi. Setelah dapat, korban
dipiting, kemudan salah satu pelaku menendang perutnya lagi.Kejadian tersebut
menarik perhatian warga sekitar. Dan membuat pelaku melarikan diri.
Husni mengatakan, hasil pemeriksaan sementara, jumlah pelaku
diindikasikan berjumlah tiga orang pelajar, bukan 12 seperti yang beredar luas di
media sosial.
"Kami sudah memeriksa orangtua korban. Dan hari ini
memeriksa dua saksi. Sementara terduga pelaku masih menunggu hasil keterangan
yang diperoleh dari saksi," ucapnya.
Dilansir dari : http://www.tribunnews.com