Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Surono Sang Penemu Padi MSP


INDRAMAYU (KR) – Kamis ( 4/3) akan berlangsung gelaran dialog dan panen raya padi Mari Sejahterakan Petani (MSP). Dialog dan panen raya tersebut akan di gelar oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri di Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, Indramayu.

Diketahui, kelompok tani yang menanam padi MSP dengan luasan satu hamparan lebih dari 10 hektare. Dibalik suksesnya padi MSP, ada sosok Surono, seorang petani berambut gondrong putih yang menemukan benih padi kualitas baik itu.

Kepada wartawan, Surono bercerita bahwa padi itu ditemukan lewat proses ujicoba yang lama. Awalnya ia tinggal di Lampung, dan mengumpulkan 181 varietas unggul lokal dari Sumatera.

Ia lalu melakukan seleksi selama 2 tahun lewat penanaman. Akhirnya, berhasil menemukan varietas unggulan, dan mengawinkan pejantan Rindu dengan betina di Sekam Kuning dan Sekam Putih.

Selama setahun, ia melakukan berbagai uji termasuk umur, ketahanan kekeringan, kebutuhan air. Ditambah setahun lagi untuk uji coba tanam berulang kali.

Setelah itu, hasilnya disilangkan lagi seterusnya, hingga akhirnya mendapat MSP sebagai yang terbaik.

Kata Sirono, keunggulan benih MSP akan menonjol jika diikuti oleh kemampuan petani merawat dan menerapkan teknologi yang laik.

Sehingga SDM petani menjadi salah satu prasyarat. Pada titik itulah merasa Kementerian Pertanian wajib menurunkan lebih banyak penyuluh yang rajin ke lapangan.

"Keunggulan itu di sumber daya manusia, bagaimana cara merawat tanah dan menerapkan teknologi yang layak untuk padi MSP," ungkapnya.

Sejauh ini, bila ditanam dengan baik, padi MSP menunjukkan hasil yang bagus. Di lahan gambut yang biasanya hasilnya hanya sekitar 3-4 ton perhektar, padi MSP bisa tembus di 8 ton. Hal itu terjadi di Kalimantan.

"Di Tuban tembus 14,8 ton perhektar," imbuh Surono.

Ada yang menarik dari cerita Surono terkait benih MSP, bahwa sebenarnya varietas unggul itu sudah ditemukannya sejak era Orde Baru yakni pemerintahan Soeharto.

Hanya saja temuannya tak diperhatikan. Sebab, dirinya sudah dikenal sebagai simpatisan PDIP.

"Sejak Pak Harto sudah ada. Tapi saya kan orang PDIP. Kan tahu sendiri jaman itu hanya 3 partai. Itu masa lalu lah ya. Tapi bagaimana caranya kita tidak mengulang kesalahan yang sama. Sejarah boleh kita tinggalkan itu," ujarnya.




Dilansir dari : http://www.tribunnews.com

IKLAN

Recent-Post