Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Walikota Madiun Ajak Kaum Perempuan Ikut Awasi Jalannya Pemilu 2019


MADIUN (KR) – Semakin dekatnya Pemilu 2019 yang akan berlangsung tanggal 17 April 2019 membuat pengawasan terhadap jalannya pemilu harus semakin di tingkatkan.

Untuk itu Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Madiun mengadakan sosialisasi untuk perempuan agar turut berperan aktif mengawasi jalannya pemilu. Sosialisasi tersebut berlangsung di Aston Hotel, Selasa (2/4).

Dalam kesempatan tersebut Walikota Madiun Sugeng Rismiyanto yang di undang sebagai pemateri menyampaikan pentingnya konstribusi perempuan dalam pengawasan pemilu.

"Perempuan biasanya lebih teliti dan cermat. Makanya, penting kontribusi perempuan dalam pengawasan Pemilu. Saat memilih pilihlah pemimpin yang berkeadilan bagi seluruh rakyatnya," katanya.

Walikota mengajak perempuan Kota Madiun untuk mengawasi Pemilu berlandaskan idiel Pancasila dan konstitusinya UUD 1945. Sebatas tidak melaksanakan apa yang melanggar aturan. Sebab, pengawasan secara teknis menjadi ranah Bawaslu. Walikota meminta masyarakat untuk mempercayakan legitimasi pemilu kepada penyelenggara.

Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kota Madiun mencapai 147.541. 77.195 di antaramya merupakan pemilih perempuan. Sisanya sebanyak 70.346 merupakan pemilih laki-laki. Keterlibatan organisasi masyarakat maupun kelompok perempuan penting dalam Pemilu. Harapannya, tidak terjadi praktik-praktik penyimpangan Pemilu.

"Peran perempuan di dalam pemilu luar biasa, lebih dari setangah pemilih adalah kaum perempuan. Pemilih perempuan jangan sampai golput," ungkapnya sembari menyebut selisih pemilih lelaki dan perempuan sekitar tujuh ribu atau sama dengan dua kursi.

Bawaslu Kota Madiun sengaja mendatangkan nara sumber perempuan dari Bawaslu Provinsi Jawa Timur. Yakni, Eka Rahmawati. Menurutnya, pelanggaran politik lebih besar kepada kaum perempuan. Perempuan dianggap hanya sebagai obyek. Peran perempuan sebagai pengelola keuangan rumah tangga menjadi ladang terbuka akan politik uang.

"Berdasar survei, 22 persen perempuan pernah menerima dan mengalami politik uang dan sebanyak 42 persen responden perempuan mengetahui adanya politik uang," ungkapnya saat membeberkan hasil survei internal Bawaslu Jawa Timur dari Pemilu 2014 sampai Pilkada kemarin.

Money politik, lanjut dia, memiliki daya rusak yang luar biasa. Eka menyebut dapat menghancurkan jalannya pemerintahan lima tahun ke depan. Sebab, memungkinkan lahirnya koruptor-koruptor baru. Eka menambahkan pelanggaran money politik lebih banyak ditemukan pada masa-masa akhir kampanye. Biasanya mulai dua minggu sebelum hari H pemilu.

"Dari riset internal kami di 38 kota dan kabupaten, money politik lebih banyak ditemukan pada masa akhir kampanye dan sebagian besar dilakukan tim sukses peserta pemilu," pungkasnya.




Dilansir dari : https://www.facebook.com/pemkotmadiun

IKLAN

Recent-Post