Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Bupati Ponorogo Sebut Perubahan Nama Jalan Dengan Nama Pahlawan Adalah Bentuk Penghargaan


PONOROGO (KR) - Mengenang dan menghargai jasa para pahlawan dapat dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengabadikan namanya sebagai nama jalan. Selain terus disebut dan ditulis seperti dalam dokumen atau alamat, penamaan jalan dengan nama pahlawan membuat mereka selalu dikenang jasa dan kegigihannya dalam berjuang.

Inilah yang menjadi pertimbangan Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni yang pada Juli ini mengeluarkan sebuah SK dengan nomor 188.45/2012/405.22/2019 tertanggal 5 Juli 2019 tentang Lokasi Penetapan Nama Jalan HOS  Cokroaminoto dan Jalan Kyai Haji Hasyim Asy’ari sebagai nama Jalan Dalam Kota Ponorogo.

Untuk HOS Cokroaminoto menjadi jalan untuk ruas dari perempatan Pasar Legi sampai ke Ngepos. Sedangkan Jalan KH Hasyim Asy’ari adalah nama untuk menggantikan Jalan Aloon-Aloon Barat. Yaitu dari selatan Kantor Cabang Pegadaian Ponorogo ke selatan perempatan bundaran sebelah barat Aloon-Aloon Ponorogo.

“HOS Cokroaminoto adalah perintis dan pendiri negara ini. HOS Cokroaminoto ini putra Ponorogo. Di banyak tempat, di kota-kota lain, nama ini jadi nama jalan bahkan jalan-jalan protokol. Bahkan di sebelah sampai ada nama yang terkenal untuk nama makanan, Bluder Cokro. Kota-kota lain memberikan penghargaan begitu tinggi, kok di Ponorogo tidak ada nama itu (sebagai nama jalan). Maka diusulkanlah perubahan itu,” kata Bupati Ipong, Kamis (11/7/2019).

Ruas yang dipilih memang jalan dari perempatan Pasar Legi sampai Ngepos. Pertimbangannya adalah tingkat jalan yang merupakan jalan protokol, jalan Soekarno-Hatta dinilai sangat panjang dan di salah satu titik di jalan yang sekarang bernama HOS Cokroaminoto memang sempat menjadi tempat tinggal HOS Cokroaminoto semasa kecil atau remaja.

“Itu, yang di sekitar SMPN 1 Ponorogo. Beliau sempat tinggal di situ,” ungkap Bupati Ipong.

KH Hasyim Asy’ari juga dipilih sebagai nama jalan karena kepahlawanan dan ketokohannya dalam pergerakan nasional di Indonesia ini. Pemilihan ruas untuk nama jalan ini juga cukup tepat, yaitu berhadapan dengan Masjid Agung RMAA Tjokronegoro.

“Sebagai pendiri organisasi keagamaan (NU) maka pas kalau namanya diabadikan di dekat masjid kita ini. Jalan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) kan sudah ada,” ulasnya.

Soal ada perubahan data secara administrasi kependudukan atau dokumen terkait pergantian nama untuk warga di sekitar jalan yang berubah nama, Bupati Ipong menyarankan untuk ada pergantian. Namun ia yakin warga tidak akan mengalami kesulitan. Sebab tentu akan ada mekanisme dan sosialisasi ke instansi-instansi terkait.





Dilansir dari : https://ponorogo.go.id

IKLAN

Recent-Post