Pemkab Ngawi Deklarasikan Percepatan Pembangunan Sanitasi Dan Penurunan Stunting
NGAWI (KR) – Untuk terus berkembang mengikuti dinamika yang
ada di era globalisasi saat ini, sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Upaya ini tentu tidak mudah, salah satu penghambatnya adalah
rendahnya kualitas SDM, yang disebabkan banyak faktor salah satunya kesehatan
dan pemenuhan gizi.
Adalah stunting atau kegagalan pertumbuhan akibat akumulasi
ketidak cukupan zat gizi yang berlangsung lama dari kehamilan sampai usia 24
bulan, berakibat pada pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.
Dilansir dari mca-indonesia.go.id menyebutkan ada 8,9 juta anak Indonesia yang
kurang gizi, dengan prevalensi stunting sebesar 37,2 pesen, artinya satu dari
tiga anak di Indonesia tumbuh tidak sempurna.
Kondisi inilah yang sekarang menjadi perhatian serius
Pemerintah Kabupaten Ngawi, untuk melakukan percepatan penurunan Stunting.
Pasalnya, di Kabupaten Ngawi ditemukan 200 anak dengan tumbuh kembang
terlambat, kondisi ini akan menjadi bom waktu dimasa mendatang yang berdampak
pada menurunnya kualitas generasi penerus.
Penanganan masalah ini, tidak hanya dilakukan melalui
pendekatan gizi, tetapi juga Sanitasi. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 yang
disebutkan di laman www.depkes.go.id
menyebutkan akses terhadap sanitasi yang baik berkontribusi dalam penurunan
stunting sebesar 27 persen.
Bupati Ngawi, Budi Sulistyono bersama leading sector gelar
Deklarasi Percepatan Pembangunan Sanitasi Dan Penurunan Stunting Kabupaten Ngawi Tahun 2019 di Pendopo Wedya Graha,
Selasa (20/8).
Hadir dalam acara ini Kepala Seksi Infrastruktur, Bappeda
Jawa Timur Sri Sintawati, Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, Dinas
Kesehatan Provinsi Jatim,drg Sulvy Dwi Anggraini, Sekretaris Daerah Kabupaten
Ngawi Mokh Sodiq Triwidiyanto, Ketua Tim Penggerak PKK Antiek Budi Sulistyono,
Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) serta Camat se Kabupaten Ngawi.
Menurut Bupati Ngawi, program percepatan pembangunan
sanitasi permukiman adalah salah satu upaya penyediaan infrastruktur sanitasi
baik limbah maupun sampah, yang dilakukan Pemerintah Daerah, “Program ini
bagian dari Sanitasi Roral Berbasis Masyarakat (STBM) untuk merubah perilaku
higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat,” kata Bupati dalam
sambutannya.
Pada tahun 2019 di Kabupaten telah menetapkan 35 desa STMB,
dan desa yang masuk dalam program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Pamsimas). “Empat diantaranya telah dijadikan pilot project
penanganan di tahun 2020, diantaranya desa Gendong, Pandean, Dungmiri dan
Wonorejo, sebab wilayah ini dipilih sebagai lokus STMB namun angka stuntingnya
masih tinggi,” ucap orang nomor satu di Kabupaten Ngawi ini.
Bupati menyampaikan perbaikan sanitasi merupakan salah upaya
yang terpenting dan utama dalam proses penurunan stunting, sebab dari sinilah
semua berawal, “Kalau sanitasinya bagus, apa saja yang masuk ke dalam tubuh
kita tentunya akan bagus pula, baik itu melalui mulut, kulit, ataupun udara
pasti akan baik dan tidak berdampak buruk pada kita. Maka ini akan ditata
dahulu, bahkan sudah lama kita konsentrasi terhadap upaya ini, seperti buang
besar sembarang tempat sudah dilarang,” jelasnya.
Bupati menegaskan upaya perbaikan sanitasi ini menjadi
tumpuan utama dalam penyelesaian masalah stunting. Selain, itu juga diungkapkan
bahwa banyak faktor lain yang bisa menyebabkan persoalan gizi ini bisa ada
lagi, misalnya ekonomi. “Makanya ini harus menjadi tanggung jawab bersama, dan
gotong royong. Semua OPD harus memiliki anak dan ibu hamil asuh. Dengan begitu
mulai dari janin sudah kita perhatikan supaya bayi lahir sehat dan ibu
selamat,” tuturnya.
Pola asuh ini seperti yang disampaikan Bupati tidak hanya
sebatas pemberian bantuan materi tetapi juga motivasi. Sebab, banyak ditemui
dari orang tua dengan anak gizi buruk
ini mampu secara ekonomi namun minimnya pengetahuan akan asupan nutrisi pada
anak. “Orang tua harus diberi tahu bagaimana cara meningkatkan selera makan
anak, dengan membuat menu yang bervariasi dan disukai anak,” ujarnya.
Jika, lanjut Bupati
keluarga anak tersebut tidak mampu orang tua asuh ini harus intervensi terkait
kebutuhannya, “Seperti memberikan makanan tambahan, atau mainan yang disukai
anak, biar dia mau makan,” katanya.
Bupati juga mengatakan percepatan penurunan stunting tidah
dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan, tapi harus dilakukan bersama
melalui penguatan komitmen daerah dan lintas sektor, “Harus ada koordinasi,
antara Dinkes sebagai pelayanan kesehatan, sedangkan peningkatan kualitas air
bersih oleh Dinas PUPR, serta desa perlu adanya pembinaan dan pendampingan
perbaikan gizi melalui DPMD,” lanjutnya.
Dikesempatan ini, Bupati kenalkan empat kebijakan terkait
upaya pelayanan Pemerintah kepada masyarakat, yakni Ngawi Ramah (Ngawi Nyawiji
Ngramut Limbah Lan Sampah), Gemah Ripah (Gerakan Ambil Sampah Jadi Rupiah),
Pola Asuh Kasih Lima Sayang (Program Pengelolaan Sampah Terpadu Kualitas Air
Bersih Limbah Aman Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Ngawi), Ngawi ber –
Acting (Ngawi Bersama Cegah Stunting).
Sementara Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat, Dinkes Provinsi
Jatim, Sulvy Dwi Anggraini memberikan apresiasi komitmen Pemkab Ngawi dalam
membangun daerahnya melalui perbaikan kesehatan lingkungan. “Deklarasi ini
adalah wujud kepedulian masyarakat Ngawi terhadap lingkungannya, pengelolaan
sampah yang baik, akses air bersih berkualitas serta pengelolaan limbah yang
aman. Dan, ini bisa menjadi kunci dalam perbaikan lingkungan yang sehat,” ucap
Sulvy.
Apalagi pada akhir tahun 2018 silam, Kabupaten Ngawi telah
diganjar penghargaan STBM Eka Pratama dari Kementerian Kesehatan RI, karena
keberhasilannya dalam penerapan 5 pilar STBM, yang meliputi stop buang air
besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum atau makanan
rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga dan pengelolaan limbah cair rumah
tangga.
Acara ini diakhiri dengan penandatangan bersama
deklarasi Percepatan Pembangunan
Sanitasi Dan Penurunan Stunting Kabupaten Ngawi dan secara simbolis dengan
pelepasan balon ke udara oleh Bupati Ngawi dan ketua tim penggerak PKK Ngawi
yang disaksikan seluruh undangan yang hadir.
Dilansir dari : https://suara.ngawikab.go.id