Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Resmikan Konservasi Burung di Perhutani, Walikota Silahkan Aset PDAM Juga Untuk Konservasi

            TBM KRIDHARAKYAT, MADIUNKOTA – Kota Madiun bukan hanya kota seribu bunga dan pohon. Tetapi juga kota yang ramah akan satwa. Paling tidak hal itu tengah dimulai di Kota Pendekar. Konservasi satwa burung digalakkan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) SDM Perhutani Madiun dengan Pelestari Burung Indonesia (PBI) cabang kota setempat.  Memanfaatkan aset perhutani, konservasi diharap dapat melestarikan satwa burung dan edukasi bagi masyarakat. Tak heran, kegiatan mendapat apresiasi Walikota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd.
           “Kota Madiun harus jadi rumah beraneka jenis burung. Tentu harus banyak pepohonan agar burung-burung ini betah,” kata walikota.
Hal itu penting lantaran pepohonan merupakan rumahnya burung. Tak heran, walikota berupaya menghutankan Kota Madiun. Berbagai pohon ditanam. Sejumlah RTH dibangun. Bahkan, Kota madiun juga memiliki 12 titik hutan kota. Harapannya, Kawasan tersebut membuat satwa terutama burung endemik di Kota Madiun.  

           “Ini bukan hanya untuk burung, tetapi juga manusianya. Bayangkan, berapa oksigen yang dihasilkan dari pohon-pohon ini untuk suplai udara bagi manusia,” ungkapnya.  Tak hanya itu, walikota juga berencana membuat perwal terkait pelestarian burung. Siapa yang menembak burung harus menggantinya dengan seratus ekor. Namun, tentu butuh kajian lebih mendalam. Walikota juga bakal menjadikan aset PDAM di Ngrowo sebagai wilayah konservasi burung. Kawasan itu saat ini tengah dibenahi dengan ditambah pepohonan. Terutama pohon buah. Aset perhutani tersebut memang akan dibuat wisata edukasi dan petik buah. Hadirnya konservasi burung tentu menambah lengkap wisata alam di sana.  
           “Silahkan itu dimanfaatkan. Pemkot pastinya mendukung. Demi kebaikan ke depan, kenapa tidak,” ujarnya. 
            Peresmian wilayah konservasi cluster Perhutani tersebut juga diwarnai kegiatan pelepasan burung dan penanaman pohon. Total sebanyak 400 burung dilepaskan. Di antaranya, podang, selendang biru, takur, betet jawa, gelatik wingko, dan srikatan. Burung-burung tersebut sebelumnya dihabituasi agar mengenal lingkungan perhutani yang menjadi rumahnya kini. (DISKOMINFO)


IKLAN

Recent-Post