TBM KRIDHARAKYAT, KABUPATEN MADIUN - Di tengah pandemi covid – 19 ini, Majelis Wakil Cabang Nahdatul Ulama (MWC NU) Wonoasri, Kabupaten Madiun melakukan antisipasi, yaitu Melaunching Gerakan Ketahanan Pangan. Di mana masyarakat dan jemaah diharapkan menanam umbi talas sebagai cadangan makanan mengingat belum ada yang tahu kapan berakhirnya masa pandemi covid – 19. Launching Gerakan Ketahanan Pangan yang dipusatkan di Pondok Pesantren Al Basmallah, dilakukan oleh Bupati Madiun,
H. Ahmad Dawami Ragil Saputro, S.Sos disaksikan oleh Pengasuh Ponpes Al Basmallah,
KH Abdul Khodir, para Ketua MWC NU se-Karesidenan Madiun, dan Muspica Wonoasri, Rabu 8 Juli 2020 pagi.
BUPATI MADIUN H. Ahmad Dawami Ragil Saputro, S.Sos dalam sambutannya mengaku bersyukur karena sudah lama mengharapkan ketahanan pangan di Kabupaten Madiun, dan hari ini gerakan itu baru terealisasi. Sejak awal Bupati sadar akan bahaya maupun dampak covid – 19, yakni selain kesehatan pasti merembet pada dampak ekonomi. Makanya begitu mendengar bahaya covid, maka tanggal 5 Maret, dirinya langsung membentuk tim untuk menangani covid – 19 di Kabupaten Madiun, bahkan saat itu dinas terkait belum tahu tugas tim yang dibentuknya itu. Dan setelah beberapa hari kemudian, mereka baru tahu dan langsung membantu tim tersebut. Sejak awal Bupati
H. Ahmad Dawami Ragil Saputro, S.Sos memiliki dua target untuk menghadapi pandemi covid – 19 di Kab. Madiun yaitu keselamatan dari sisi kesehatan dan ekonomi. Untuk itu, dirinya mengapresiasi langkah yang diambil oleh MWC NU Wonoasri, yakni Gerakan Ketahanan Pangan karena ini bagian dari tagert keduanya.
DISAMPAIKAN BUPATI, hingga saat ini di Kabupaten Madiun masih ada 3 pasien covid yang dirawat. Dirinya berharap jumlah itu tidak tambah lagi, dan moga mereka cepat sembuh, kalaupun tambah semoga masih bisa terkendali. “Berdasarkan daftar dari Provinsi Jatim, Kabupaten Madiun masuk zona hijau, tapi kita tidak boleh larut dalam uforia karena tidak ada yang bisa memprediksi berakhirnya covid ini,” ungkap Bupati
H. Ahmad Dawami Ragil Saputro, S.Sos. Orang nomor satu di Kabupaten Madiun ini juga minta kepada masyarakat bahwa protokol kesehatan tidak dipahami sebagai perintah, harusnya sudah menjadi kebutuhan. Begitupun new normal (tatanan hidup baru) jangan dipahami kelonggaran yang bebas, tapi tetap ada pengawasan. “Maksud tatanan hidup baru ini, dulu sesuatu yang tidak wajar, sekarang dianggap wajar bahkan kewajiban, seperti memakai masker,” terang Bupati
H. Ahmad Dawami Ragil Saputro, S.Sos seraya berharap semoga zona hijau di Kabupaten Madiun bertahan, dan yang penting semua harus ikut menjaganya.
WAKIL KETUA PC NU Cabang Madiun,
KH Nurcholis mengaku ide Gerakan Ketahanan Pangan dengan cara menanam umbi talas sudah melalui doa dan keprihatinan sehingga datang isyaroh dari Allah. Menariknya, launching gerakan ketahanan pangan oleh MWC NU Wonoasri ini direspon nasional. Karena selain umbinya, batang dan daunnya juga bisa dikonsumsi. “Semua harus menanam (talas) agar ketahanan pangan di Kabupaten Madiun aman. Kalau mengandalkan BLT, pasti ada batasnya. NU harus sumbangsih pikiran dan tenaga untuk negeri ini,” ujar
KH Nurcholis. Sementara itu Ketua MWC NU Wonoasri menambahkan, kenapa tanaman talas yang ditanam, karena selain mudah ditanam, tanaman berdaun lebar ini tahan terhadap hama. “Petani jaman dulu sering menanamnya. Sekarang mulai langka sehingga MWC NU mengajak masyarakat dan jamaah menanam talas yang kaya akan karbohidrat ini,” ujar Ketua MWC NU Wonoasri, sebagaimana diinformasikan oleh Humas Pro Kopim Kabupaten Madiun, Rabu 8 Juli 2020.
(AGUNG).