TBM KRIDHARAKYAT, PONOROGO - Gebyak reyog tiap tanggal 11 yang sempat berhenti beberapa bulan karena adanya pandemi global covid-19 kembali di selenggarakan. Pada Jumat malam lalu, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Ponorogo melakukan pencanangan gelar reyog tanggal 11 dengan tetap mengedepankan standar protokol kesehatan.
KEPALA Disbudparpora Kabupaten Ponorogo
Dr. Agus Sugiarto, M.Si mengatakan, pencanangan tersebut merupakan titik uji coba untuk menampilkan reyog di tengah pandemi global covid-19. “Pencanangan ini sebagai acuan evaluasi bagi Disbudparpora dalam menyelenggarakan di bulan depan, Karena masih di tengah pandemi standart protokoler kesehatan menjadi sangat wajib saat menyaksikan reyog.” ujarnya, Selasa 14 Juli 2020.
MENURUT Kadisbudparpora
Dr. Agus Sugiarto, M.Si tujuan dari pencanangan gelar reyog tersebut karena banyaknya permintaan dari masyarakat yang sudah 3-4 bulan ini tidak menyaksikan pertunjukan reyog. Pencanangan Jum’at kemarin sebagai rule mode standart operasional prosedur dalam pelaksanaan gelar reyog tanggal 11. “Nanti tetap akan kita evaluasi, kalau bagus bulan depan akan kita adakan lagi, kalau tidak ya kita tunda,” jelasnya. Kadisbudparpora juga meminta kepada masyarakat untuk patuh dan disiplin dalam hal protokoler kesehatan, agar kita dalam melestarikan budaya reyog tetap bisa ada. Karena reyog merupakan kebudayaan kita yang harus sama-sama kita cintai. “Makanya dalam pelaksanaan di tengah pandemi ini harus dengan standart operasional prosedur yang ketat,” tegasnya.
SEMENTARA itu, pelaku seni reyog dan masyarakat memyambut antusias terhadap gelar reyog tersebut. Seperti yang diungkapkan Kumala Ziani Ramadhani, salah satu jathil reyog mengatakan sangat senang atas diselenggarakannya pagelaran reyog kembali. Karena ia sudah 4 bulan vakum tidak ada pemasukan selama pandemi global ini. “Alhamdulillah mas saya sangat senang sekali, bisa menari lagi,” katanya.
HAL SENADA juga diungkapkan Penari Bujang Anom,
Panji Okta Permadi Arif Yoga, selain bisa kembali tampil juga bisa terus latihan dalam rangka menjaga warisan seni budaya asli Ponorogo ini. “Tentunya teman-teman juga ikut senang dengan pencanagan reyog ini,” tutur Panji. Tak hanya pelaku seni saja yag ikut senang, melainkan juga masyarakat seperti yang diungkapkan
Ahmad Fauzi, Montir disalah satu bengkel di Ponorogo yang kebetulan menyaksiakan pencanangan reyog tersebut merasa bahagia karena bisa menyaksikan langsung kesenian reyog yang ia cintai. “Sangat senang mas, Akhirnya bisa menyaksikan reyog lagi, mesti berbeda dengan biasanya, karena harus menjaga jarak antar penonton lainnya dan pakai masker,” jelasnya.
“MARI kita bersama-sama menjaga warisan nenek mohang kita meski di era pandemi ini, namun kita harus bersama dan bekerjasama bahu-membahu untuk menjaga reyog tetap bisa tumbuh dan berkembang. Tentu jika ingin Reyog bisa terus tampil dan semua bisa menikmati maka patuh dan disiplin protokol kesehatan adalah kuncinya”, demikian informasi dari Dinas Kominfo dan Statistik Kabupaten Ponorogo.
(WAHYU FATONAH).