TAMPILAN BARU PENDIDIKAN INDONESIA DI MASA PANDEMI COVID-19
CHRISTIANA ANI RAHAYU, S.Pd.
Guru SDK Santo Bernardus Madiun
DUNIA PENDIDIKAN sedang dilanda pandemi covid-19. Pandemi ini telah membuat pendidikan di seluruh dunia khususnya di Indonesia menjadi berubah total dengan tampilan pendidikan yang baru.Kegiatan pembelajaran yang pada awalnya dilaksanakan di sekolah melalui tatap muka kini beralih dilaksanakan di rumah siswa masing-masing. Interaksi belajar dilakukan secara daring karena Pemerintah tetap ingin memenuhi hak anak untuk memperoleh pendidikan yang layak di tengah pandemi. Hal ini tentunya memberikan dampak yang sungguh luar biasa bagi para guru, siswa, dan orang tua.Sekarang, bukan hanya siswa yang belajar akan tetapi para guru dan orang tua juga ikut belajar. Dalam penerapannya selama ini, kegiatan belajar mengajar di tengah pandemi ternyata tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar. Ada banyak sekali kendala dan keluhan dari para guru, siswa, dan orang tua.
PARA GURU khususnya guru SDK Santo Bernardus Madiun yang biasanya mengajar di dalam atau di luar kelas diminta secara kilat untuk mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Sungguh tidak pernah terlintas dalam pikiran para guru sebelumnya sehingga para guru harus mempersiapkan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang baru dalam pembelajaran jarak jauh. Pada awalnya, para guru memberikan materi dan tugas kepada siswa melalui whatsappdan google classroomtanpa tatap muka. Guru menilai keberhasilan siswa berdasarkan hasil tugas.Guru belum bisa sepenuhnya membekali siswa dengan pendidikan karakter, seperti permintaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim.
SELAIN dari sisi guru, para siswa pun harus mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru dengan beralih belajar di rumah.Mereka belajar dan mengumpulkan tugas melalui whatshapp dan google classroom dan bertanya denganmengirim pesan lewat whatshappatau bertelepon.. Hal itu berlangsung Maret – Juli 2020 dan menyebabkan kejenuhan.Walaupun sudah ada program belajar dariKemendikbudyang disiarkan melalui TVRI tetapi banyak siswa yang merindukan belajar di sekolah bersama dengan guru dan teman-teman.
ORANG TUA juga terdampak. Pada awalnya mereka sudah memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada para guru untuk membimbing dan mendidik anak-anak di sekolah. Kini, mereka menjadi kerepotan karena harus mendampingi anaknya belajar. Selain itu, orang tua yang guru mengalami kesulitan dalam mengajari anak-anaknya. Kendala lain adalah tidak semua anak dibelikanhandphone sehingga handphone orang tua yang menjadi media untuk belajar anak dengan kuota yang banyak.
BEBERAPA kendala tersebut, perlu dipikirkan: “Apa yang harus dilakukan di saat pandemi agar siswa tidak merasa jenuh dan orang tua tidak mengeluh dan merasa kerepotan?” Kepala Sekolah menuntut para guru memberi pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif.Merdeka belajar, perkembangan teknologi, dan bantuan kuota dari Pemerintah menjadi jawaban, menjadi keyword atau kata kuncinya.
BAPAK Nadiem Anwar Makarim (dalam Tribunnews, 17 Agustus 2020)mengatakan esensi merdeka belajar untuk guru meliputi kemerdekaan untuk berinovasi, akses pembelajaran, menentukan yang terbaik bagi level kompetensi dan minat dari anak didiknya.Guru SDK Santo Bernardus sudah memilih Kompetensi Dasar (KD) yang esensial sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran di tahun ajaran baru. Hal ini dilakukan agar para siswa mendapatkan materi yang esensial sebelum diberlakukan kurikulum darurat oleh Pemerintah.
PENGGUNAAN aplikasi moodle, edmodo digunakan untuk menyiapkan berbagai bentuk materi dan tugas yang disajikan dalam bentuk power point, pdf, word, danvideounggahan diyoutube channel danpenggunaan google meet untuk menyapa dan menjelaskan menjadikan pembelajaran menarik.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN baru yang dicanangkan Kemendikbud untuk mendukung kegiatan pembelajaran jarak jauh di seluruh Indonesia sudah berhasil.. Para guru, siswa, dan orang tua patut berterima kasih atas kebijakan, seperti penetapan pembelajaran jarak jauh, tayangan belajar melalui TVRI, penetapan kurikulum darurat, pemberian kuota belajar, serta adanyaketentuan zona (oranye, merah, kuning maupun hijau)untuk bisa masuk sekolahsesuai dengan daerah masing-masing. Kemendikbud melakukanini dengan mempertimbangkan berbagai pemangku kepentingan demi tetap terlaksananya kegiatan pembelajaran dan demi kesehatan bersama. Namun demikian, para guru, siswa, dan orang tua tetap memiliki harapan agar covid-19 segera berakhir.Dengan demikian, para siswa bisa bersekolah kembali dengan penuh semangat, memiliki kebebasan untuk bepergian tanpa rasa khawatir, dan tidak ada rasa was-was saat bertemu atau bersentuhan dengan orang lain. Pembelajaran di sekolah juga mendukung terwujudnya pendidikan karakter bangsa, terutama religius, jujur, peduli, tangguh, toleran, dan komunikatif. (*)