SURABAYA (TBM KRIDHARAKYAT) - Selama pandemi covid 19 tak mengurangi kreatifitas Poedianto, Guru SMK Pariwisata Satya Widya Surabaya, yaitu dengan menulis lirik dan lagu Jawa. Semangat menguri-uri seni budaya tradisi, setidaknya sudah menghasilkan sebanyak 120 lagu-lagu Jawa. Diantaranya judul lagu yang dinamai Paringan Rejeki, Sumilir Angin Wengi, Mung Kaya Ngene, Udan Isuk, Ojo Sumelang, Pramuka, Guru, Wancine Surup, Kelingan Rina Wengi, Darmaning Urip, Tembang Rembulan, Sinden, Ngombe Es Dhegan dan banyak lagi. Lagu-lagu tersebut dilantunkan sendiri dengan gitar usangnya. "Lagu-lagu ini hanya sebagai karya dasar. Tetapi apabila ada penyanyi yang berkenan, boleh manyanyikan lagu-lagu ini. Silahkan saja. Semuanya sudah ada di youtube," terang Poedianto.
BERBAGAI tema diangkat dalam bentuk syair lagu. Misalnya tema pendidikan, persahabatan, asmara dan tema lainnya. "Saya tidak ingin jadi penyanyi. Saya hanya pencipta lagu Jawa," ujar Poedianto pada wartawan KRIDHARAKYAT.COM usai memberi pelajaran murid-muridnya melalui daring baru-baru ini.
Poedianto, Guru SMK Pariwisata Satya Widya Surabaya (Foto : Ist) |
BERBAGAI tema diangkat dalam bentuk syair lagu. Misalnya tema pendidikan, persahabatan, asmara dan tema lainnya. "Saya tidak ingin jadi penyanyi. Saya hanya pencipta lagu Jawa," ujar Poedianto pada wartawan KRIDHARAKYAT.COM usai memberi pelajaran murid-muridnya melalui daring baru-baru ini.
PECINTA seni tradisi wayang kulit, ludruk, janger, ketoprak, keroncong, langgam, campur sari ini, juga sudah menulis berbagai cerita rakyat, legenda, ephos, cerpen. Misalnya cerita dengan judul Sang Guru, Perawan Sendang Madu, Cinta Suci di Kaki Gunung Wilis, serta berbagai cerpen sosial. Kesemuanya ditulis saat waktu luang di tengah-tengah kesibukan tugas-tugas guru dari sekolah tempatnya mengabdi. "Saya memang suka menulis. Menulis apa saja yang berkaitan dengan seni dan budaya. Saya juga pernah menulis di majalah pendidikan milik Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, yaitu Majalah Info, Majalah Bende, Majalah Media dan media pendidikan lainnya," papar Poedianto.
LEBIH LANJUT, guru yang suka humor ini mengatakan bahwa seni budaya tradisi seharusnya diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Dari tingkat pendidikan dasar sampai tingkat pendidikan atas. Baik seni tari, menyanyi, kerawitan, pedalangan dan seni lainnya. "Sebab garda terdepan melestarikan seni budaya tradisi ialah sekolah-sekolah," pungkas Poedianto. (KR-IST)