PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA SEPUTAR IDULFITRI
Oleh : Agnes Adhani*) |
LEBARAN adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal, setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan; Idulfitri. Penjelasan Idulfitri sama dengan lebaran, yaitu hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal, setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Sebagai hari raya yang dirayakan oleh seluruh umat manusia,bukan hanya umat Islam, ada beberapa ucapan, peristiwa, dan kegiatan yang diwadahi dalam bahasa, khususnya bahasa Indonesia yang problematis, antara lain:
1. Idulfitri atau Idul Fitri?
2. Hari Raya Idul Fitri atau Idulfitri?
3. Silaturahmi atau silaturahim?
4. Lebaran atau bakdan?
5. Halal Bihalal
6. Mudik dan pulang kampung?
Keenam hal ini akan kita bicarakan bersama.
1. Idulfitri dan Idul Fitri
Bentuk Idul Fitri lebih banyak kita jumpai dibandingkan dengan Idulfitri, sedangkan bentuk baku yang benar adalah Idulfitri. Hal ini didasarkan pada kaidah penulisan bahasa Arab, Id sebagai bentuk terikat yang melekat dengan kata yang mengikutinya, yaitu ulfitri. Tentu argumentasi bahwa fitri berarti suci tidak benar. Fitri ‘berhubungan dengan fitrah, sifat asal, berhubungan dengan berbuka puasa’, atau makna kedua ‘kesederhanaan, hal yang tidak dibuat-buat’. Fitrah bermakna ‘sifat asal, kesucian, bakat, pembawaan’. Dalam bahasa Arab, ‘suci’ adalah thahur, ‘kesucian’ adalah thaharah, suci sebagai sifat Tuhan adalah subhana dan tabaraka, dan quddus. Tidak ada hubungannya dengan fitri. Jadi bentuk baku adalah Idulfitri.
2. Hari Raya Idul Fitri atau Idulfitri
Seperti telah dikemukakan di muka bahwa Idulfitri adalah hari raya, sehingga penggunaan hari raya sebelum Idulfitri merupakan pemborosan dan berlebihan. Cukup Idulfitri makna hari raya sudah tercakup di dalamnya.
3. Silaturahmi atau silaturahim
Silaturahmi ‘tali persahabatan (persaudaraan)’, bersilaturahmi ‘mengikat tali persahabatan (persaudaraan)’, silaturahim merupakan bentuk tidak baku dari silaturahmi. Jadi mari kita gunakan bentuk baku silaturahmi.
4. Lebaran atau bakdan
Makna lebar dan bakda adalah sama, yaitu ’setelah atau selesai’, sehingga kegiatan saat Idulfitri digunakan berlebaran atau bakdan, termasuk ada bakda ketupat atau bada kupat. Kata yang melekat dengan Idulfitri lebih tepat lebaran daripada bakdan, walaupun di dalam bahasa Jawa bakda dan bakdan lebih banyak digunakan.
5. Halal Bihalal
Halal Bihalal adalah aktivitas/kegiatan silaturahmi yang diisi dengan saling memaafkan di hari lebaran atau Idulfitri. Tradisi ini khas Indonesia dan tidak ada di daerah jazirah Arab. Kegiatan ini bernilai budaya dan kadang digunakan untuk mengumpulkan kerabat sedarah dengan istilah ”trah”. Kegiatan ini juga dilakukan di kantor dan instansi tertentu pada hari pertama masuk setelah libur, diikuti dengan makan bersama.
6. Mudik dan pulang kampung
Ini tahun kedua istilah mudik dan pulang kampung yang memiliki makna dasar sama, tetapi memiliki komponen makna tertentu yang berbeda. Keduanya memang bermakna pulang ke daerah asal, tanah kelahiran, namun ada perbedaan (1) komponen makna waktu, pulang kampung terjadi setiap saat sedangkan mudik hanya saat Idulfitri, (2) komponen makna tempat tinggal, yang pulang kampung berdomisili dan ber-KTP di kampung, sedangkan pemudik berdomisili dan ber-KTP di kota, dan (3) komponen makna banyaknya orang, pulang kampung terbatas pada bapak, ibu, atau keluarga yang bekerja di kota untuk berkumpul bersama keluarga di kampung dengan barang bawaan yang terbatas, sedangkan pemudik biasanya serombongan keluarga dengan barang bawaan yang banyak, baik saat mudik maupun baik, bahkan menimbulkan kemacetan yang kepanjangan.
Demikian sedikit pencerahan yang bisa kami sampaikan semoga semakin menyadarkan pemakai bahasa untuk semakin baik, benar, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia. SELAMAT IDULFITRI 1442 H, mohon maaf lahir dan batin. (*)
*) Dra. Agnes Adhani, M.Hum, PSDKU Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.