Penggunaan Kata Sapaan: “Mbak, Tidak Sopan?”
Oleh : Dra. Agnes Adhani, M.Hum Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia UKWMS Kampus Kota Madiun |
KATA SAPAAN adalah kata-kata yang digunakan untuk menyapa, menegur, menyebut orang kedua atau siapa pun yang tidak ingin diajak berbicara. Kata sapaan adalah kata ganti orang kedua yang digunakan dalam proses berkomunikasi. Kata sapaan digunakan dalam percakapan setiap hari, baik formal maupun nonformal.
ADA SEMBILAN jenis kata sapaan, yaitu (1) kata ganti persona: Anda, kamu, dikau, (2) nama diri: Agnes, Ardi, Dinda, (3) istilah kekerabatan: kakek-nenek, paman-bibi, kakak-adik, (4) gelar dan pangkat: raden, jenderal, profesor, (5) kata pelaku: pendengar, pemirsa, pelari, (6) bentuk nominal: Tuhanku, kekasihku, sayangku, (7) kata-kata deiksis, kata yang acuannya tidak tetap: situ, (8) nomina lain: tuan-nyonya, tuan-puan, dan (9) ciri nol: kata sapaan yang tidak disebutkan: ФSudah mau pergi? Anda/Bapak sudah mau pergi?.
SELAIN ITU ada juga gabungan: (1) gelar dan pangkat diikuti nama diri: Jenderal Soedirman, Profesor Soepomo, Raden Sulardi, (2) istilah kekerabatan diikuti nama diri: Eyang Wiryo, Budhe Subarti, (a)dik Budi, (3) nomina lain diikuti nama diri: Tuan Sudarto, Nyonya Sudarti, Tuan Achmad.
PENYEBUTAN nama diri juga terdapat variasi, seperti (1) dua suku atau tiga suku, dipakai secara utuh: Agnes, Ardi, Dinda, Widodo, Wiryono, (2) Satu suku awal: Wir(yono), Wur(yanti), War(tini), (3) dua suku akhir: (Su)hanto, (Su)marno, (Su)hadi. Kelaziman dan kebiasaan pemanggilan biasanya tidak dilanggar, seperti Wid, Widodo, tetapi bukan *Wido atau *Dodo, Wir, Wiryono, bukan *Wiryo atau *Yono. Selain itu ada kecenderungan zaman penggunaan suku/kata akhir Dyah Kurniawati Watik, Agnes Adhani Hani dan penggunaan suku/kata awal seperti Dyah Kurniawati Dyah, Agnes Adhani Agnes.
PENYAPAAN dengan istilah kekerabatan bersifat kadang bersifat kontekstual: baik situasi, nilai kepantasan, status sosial, maupun kultural, seperti varian penggunaan simbok, emak, ibu, bunda, mama, mami, mommy, umi dan mbah, (si)mbah, (e)yang (e) mbah (la) nang, mbah raka, mbah (ka)kung, eyang (ka)kung.
Mari kita gunakan kata sapaan secara baik, benar, tetap, dan santun demi pemartabatan bahasa Indonesia. (*)