Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

AIR KITA, MASA DEPAN KITA



Oleh : Angga Rahabistara Sumadji
Mahasiswa Program Studi Doktor Biologi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta



SALAH satu kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat terpisahkan adalah air. Air tidak hanya penting bagi manusia tetapi juga merupakan bagian yang penting bagi makhluk hidup baik hewan maupun tumbuhan. Jumlah air di bumi sangat banyak, namun jumlah air bersih yang tersedia belum dapat memenuhi permintaan sehingga banyak orang menderita kekurangan air. Chiras (2009) dalam bukunya Environmental Science menyebutkan bahwa kekurangan air dipicu naiknya permintaan seiring peningkatan populasi, tidak meratanya distribusi air, meningkatnya polusi air dan pemakaian air yang tidak efisien. Beberapa penelitian mengindetifikasi bahwa pada kebutuhan rumah tangga kekurangan air diperburuk oleh kebocoran air akibat kerusakan home appliances yang tidak segera diperbaiki, pemakaian home appliances yang boros air, perilaku buruk dalam pemakaian air, dan minimnya pemanfaatan air hujan sebagai sumber air alternatif. 


SETIAP tanggal 22 Maret diperingati sebagai Hari Air Sedunia peringatan setiap tahun ini sebagai bentuk kesadaran dan upaya mencegah krisis air global di masa depan. UN Water pada Januari 2023 dalam laman resminya sudah mengkampanyekan bahwa UN Water di tahun ini akan fokus pada “mempercepat perubahan untuk menyelesaikan krisis air dan sanitasi”. Berdasarkan laman resmi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), munculnya ide Hari Air ini dimulai pada 1992, saat berlangsungnya Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan dan Pembangunan di Rio de Janeiro. Pada tahun yang sama, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi resolusi yang menyatakan tanggal 22 Maret setiap tahun sebagai Hari Air Sedunia.


PENELITI Hidrologi dari Fakultas Geografi UGM, Prof. Dr. Sudarmadji., M.Eng.Sc. (2018) membagi tiga persoalan sumber daya air yang ada di Indonesia, yakni kelangkaan air apabila jumlahnya sedikit, terlalu banyak air yang menyebabkan bencana banjir atau kondisi air yang sangat kotor akibat pembuangan sampah atau limbah secara sembarangan. Kasus kelangkaan air disebabkan pertambahan jumlah penduduk, lalu konversi lahan menyebabkan jumlah air tanah mengalami penurunan, serta aktivitas manusia dalam bidang pertanian, industri dan pariwisata.


MESKI penduduk dunia dihadapkan pada persoalan kelangkaan air bersih, kekeringan dan bencana banjir, namun strategi dalam mengelola sumber daya air sangat penting. Salah satunya kearifan lokal masyarakat di daerah pedesaan yang masih menjaga sumber mata air. “Di pedesaan masih banyak yang menjaga mata air, bahkan ada yang menjadikan mata air sebagai tempat yang dikeramatkan, hal itu merupakan kearifan lokal daerah,”.

 

Memanen Hujan Untuk Air Bersih

BANYAK alternatif yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian sumber daya air, salah satunya pengembangan dalam sektor lingkungan hidup. Perlindungan kawasan di sisi kiri dan kanan sungai sebagai filter lingkungan dari bahan tercemar bisa dilakukan guna menjaga kemurnian air dari bahan pencemar. Pembangunan hutan kota dengan kekayaan hayati sebagai penjaga daya dukung lingkungan, daerah serapan air hujan dan iklim secara regional dapat dijadikan benteng utama pertahanan lingkungan untuk daerah perkotaan. Terlebih, peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan penyangga sumber air bersih yang terisolasi di daerah pegunungan dapat menjadi pihak yang berperan aktif membantu pembangunan tersebut. Membangun sarana pengelolaan air bersih, keterlibatan stakeholder dan keterlibatan pihak terkait untuk membantu pembangunan. 


DI INDONESIA dan khususnya di daerah pedesaan salah satu teknik atau metode yang sudah lama diterapkan guna menjaga keberlangsungan air bersih adalah dengan “memanen air hujan”. Hal ini terlihat lewat keberadaan “penampungan air” di berbagai wilayah pedesaan, khususnya yang belum memiliki teknologi mesin pompa air. Bentuknya bisa berupa tong, bak, hingga kolam penampung air hujan, yang setelahnya dimanfaatkan sebagai tempat budidaya ikan air tawar.


SISTEMNYA sendiri cukup sederhana, yakni menyediakan wadah atau bangunan yang berfungsi untuk menampung air hujan. Air tampungan ini, nantinya akan dikelola sedemikian rupa, untuk berbagai keperluan rumah tangga. Biasanya wadah atau tangkinya sendiri terletak tak jauh dari rumah, sebab air hujan yang ditampung adalah air yang berasal dari cucuran atap rumah.


MENURUT Worm, J dan T.V. Hattum, tahun 2006 secara ekologis ada empat alasan mengapa memanen air hujan penting untuk konservasi air, yaitu:

1. Peningkatan kebutuhan terhadap air berakibat meningkatnya pengambilan air bawah tanah sehingga mengurangi cadangan air bawah tanah. Sistem pemanenan air hujan merupakan alternatif yang bermanfaat.

2. Keberadaan air dari sumber air seperti danau, sungai, dan air bawah tanah sangat fluktuatif. Mengumpulkan dan menyimpan air hujan dapat menjadi solusi saat kualitas air permukaan, seperti air danau atau sungai, menjadi rendah selama musim hujan. 

3. Sumber air lain biasanya terletak jauh dari rumah atau komunitas pemakai. Mengumpulkan dan menyimpan air di dekat rumah akan meningkatkan akses terhadap persediaan air dan berdampak positif pada kesehatan serta memperkuat rasa kepemilikan pemakai terhadap sumber air alternatif ini.

4. Persediaan air dapat tercemar oleh kegiatan industri mupun limbah kegiatan manusia misalnya masuknya mineral seperti arsenik, garam atau fluoride, sedangkan kualitas air hujan secara umum relatif baik.


PEMAHAMAN budaya efisiensi penggunaan air bersih pada masyarakat juga perlu diberikan. Budaya efisiensi tersebut dapat meliputi berbagai sektor yang diantaranya adalah pemanfaatan air untuk pertanian, perikanan dan peternakan, pemanfaatan air untuk industri perkotaan dan pemanfaatan air bersih untuk konsumsi masyarakat secara langsung. Partisipasi masyarakat ini sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan kehidupan mereka sendiri, dimana sebagian besar sumber daya air berada di tengah-tengah kawasan pemukiman masyarakat. 


KETERSEDIAAN air merupakan salah satu variabel penting penentu kepunahan masal yang sesungguhnya. Walaupun tidak banyak yang menyadari, air merupakan anugerah yang sangat dibutuhkan untuk melakukan berbagai macam hal. (*)


*) Penulis beralamatkan di Jalan Ireda gang Kepel 1/792 RT/RW 34/08 Kelurahan: Keparakan Kecamatan: Mergangsan Kota Yogyakarta.

IKLAN

Recent-Post