Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Tiga Pengabdi dari LPPM UWKS Adakan “Penyuluhan, Pelayanan Kesehatan dan Pencegahan Kecacingan Berbasis Herbal Areca Catechu Pada Kambing" di Desa Bodag


MADIUN (KORAN KRIDHARAKYAT.COM)
- Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) melalui Tim Pengabdinya yang terdiri dari drh. Asih Rahayu, M.Kes. (NIDN: 0002075901), Dr. Yos Adi Prakoso, drh. M.Sc (NIDN: 0721069103) dan drh. Bagus Uda Palgunadi, M.Kes (NIDN: 0002065902), beberapa waktu yang lalu  melakukan kegiatan “Penyuluhan, Pelayanan Kesehatan dan Pencegahan Kecacingan Berbasis Herbal Areca Catechu Pada Kambing" di Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun. 



OBJEK
dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan melalui penyuluhan kesehatan hewan dalam rangka mengatasi kecacingan pada kambing, pelayanan kesehatan hewan dan pelatihan pembuatan infusa biji pinang sebagai anthelmintic pada kambing tersebut adalah para peternak kambing di Desa Bodag, Kecamatan Kare Kabupaten Madiun.



MENURUT
keterangan drh. Asih Rahayu, M.Kes, Dr. Yos Adi Prakoso, drh. M.Sc dan drh. Bagus Uda Palgunadi, M.Kes, target dari kegiatan tersebut adalah meningkatkan kesejahteraan peternak melalui pengembangan usaha baru sekaligus mengatasi permasalahan kecacingan yang timbul pada kambing dengan menggunakan bahan berbasis herbal Areca cathecu.  Hal tersebut sebagai kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu yakni pemberian infusa biji pinang dalam program pengobatan penyakit cacingan pada ternak kambing di Desa Bodag Kab. Madiun sendiri dilakukan setelah ada berbagai macam riset mengenai efektifitas biji pinang. Hal ini dikarenakan berdasarkan penelitian tumbuhan pinang (Areca catechu L.) adalah obat tradisional yang sudah terkenal sejak dahulu di kalangan masyarakat Indonesia. Buah Pinang (Areca catechu L.) sendiri memiliki khasiat sebagai antioksidan, antimutagenic, astringent, dan antelmintik. Melihat efikasinya sebagai antelmintik maka pengabdian ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk menyejahterakan peternak melainkan juga untuk membuktikan efikasi Areca catechu pada kejadian helminthiasis di lapangan.



BERDASARKAN
hasil survei lokasi Pengabdian kepada masyarakat, lanjut para akademisi tersebut bahwa Desa Bodag merupakan desa yang terletak di kaki Gunung Wilis  yang memiliki populasi penduduk 2978 orang. Perbatasan Desa Bodag meliputi bagian utara: Desa Bolo, bagian selatan Hutan Kab. Ponorogo, bagian timur Desa Kepel, dan bagian barat Desa Meruak. Penduduk Desa Bodag memiliki penghasilan utama dari sektor pertanian dan peternakan. Selain sektor peternakan, penghasil masyarakat Desa Bodag juga terkait dengan hasil perkebunan yaitu cengkeh dan coklat. “Perkebunan cengkeh yang dimiliki oleh masyarakat mampu menghasilkan sekurangnya lebih dari 10 kg cengkeh harian. Perkebunan coklat juga menghasilkan produksi yang tinggi. Oleh karena itu Desa Bodag juga terkenal atas Rumah Coklat Bodag,” jelasnya.



LEBIH LANJUT 
drh. Asih Rahayu, M.Kes, Dr. Yos Adi Prakoso, drh. M.Sc dan drh. Bagus Uda Palgunadi, M.Kes menjelaskan bahwa dalam sektor peternakan di desa Bodag ada  4 Kelompok Ternak dengan jumlah populasi 215 ekor. Kelompok ternak yang dijadikan sasaran kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ialah Kelompok Ternak Bodag dengan jumlah populasi ternak sebanyak 47 ekor. Populasi tersebut terdiri atas ternak sapi dan kambing.



ADAPUN
 permasalahan ternak yang dialami oleh peternak di Desa Bodag, menurut  drh. Asih Rahayu, M.Kes, Dr. Yos Adi Prakoso, drh. M.Sc dan drh. Bagus Uda Palgunadi, M.Kes  dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu permasalahan managemen dan penyakit. Permasalahan managemen di antaranya yaitu desain kandang, pembuangan limbah ternak, desain alas, dan sulitnya pakan ternak musiman. Permasalahan penyakit yang saat ini dialami yaitu Lumpy Skin Disease Virus (LSDV), Foot and Mouth Disease Virus (FMDV), myasis, dan helminthiasis (kecacingan). “Berdasarkan temuan kejadian kecacingan di Desa Bodag ternyata tidak saja pada ternak kambing  nsmun Tim Pengabdi mendapatkan kejadian helminthiasis terjadi tidak hanya pada kambing, namun juga sapi. Karena itu  pelayanan kesehatan hewan dan pencegahan kecacingan yang ditujukan tidak hanya pada ternak kambing namun juga sapi,”tambahnya. 




BERDASARKAN
hasil pelayanan kesehatan hewan yang telah dilakukan juga diperoleh bahwa prevalensi kejadian penyakit di Desa Bodag terjadi sangat variatif. Kejadian penyakit tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu kejadian penyakit pada ternak sapi dan kambing. Pada ternak sapi, sebanyak 8/21 (38,09%) ekor merupakan sapi sehat, 15/21 (71,42%) ekor mengalami LSDV, 2/21 (9,52%) ekor mengalami kecacingan, dan 2/21 (9,52%) ekor mengalami FMD. Terdapat 2/21 (9,52%) ekor sapi yang mengalami superinfeksi berupa infeksi LSDV dan kecacingan, serta 1 (4,76%) ekor sapi mengalami LSDV dan FMD. Pada kelompok kambing, ditemukan sebanyak 6/27 (22,22%) ekor kambing merupakan kambing sehat dan 21/27 (77,77%) ekor kambing mengalami kecacingan (Gambar 6). Selama kegiatan pengabdian, LSDV didiagnosis berdasarkan lesi nuduli kehitaman pada kulit sapi yang tersebar di seluruh tubuh. FMD diidentifikasi dari adanya ulserasi dan lepuh pada mulut dan kuku. Kecacingan pada kambing dan sapi diperlihatkan dengan gejala diare dan anamnesis dengan pemilik. Sedangkan, diagnosis sapi dan kambing sehat dilakukan dengan tidak adanya tanda – tanda sakit pada hewan ternak.




KEGIATAN
 pengabdian kepada masyarakat  seperti  yang dilakukan drh. Asih Rahayu, M.Kes, Dr. Yos Adi Prakoso, drh. M.Sc dan drh. Bagus Uda Palgunadi, M.Kes  seharusnya dilakukan pemantauan berulang terkait efikasi pengobatan. Sehingga, sebagai langkah tindak lanjut perlu dilakukan pengabdian lanjutan dengan wilayah yang sama yaitu Desa Bodag. Adapun beberapa langkah kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahap lanjutan yaitu: Koleksi sampel feses untuk pemeriksaan dan diagnosis kecacingan tahap lanjut, Monitoring langsung ke lokasi kandang – kandang ternak tanpa dilakukan pengumpulan ternak di kantong ternak, Pemantauan pemanfaatan infusa biji pinang oleh masyarakat. (KR-AS/IST). 

IKLAN

Recent-Post