PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM)- Pemkab Ponorogo terus memantau angka prevalensi stunting. Audit kasus gagal tumbuh pada anak balita akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi itu digelar ketat dua kali setahun selepas bulan timbang pada Februari dan Agustus.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Ponorogo Henry Indra Wardhana mengungkapkan, target penurunan prevalensi stunting tahun ini di angka 4 atau 5 persen. Pada Agustus 2023 lalu, prevalensi stunting di Ponorogo di angka 9,3 persen. “Perlu dukungan data yang lengkap agar penanganan kasus stunting lebih tepat sasaran,” kata Henry belum lama ini.
Pihaknya selama ini bahu membahu dengan dinas terkait lainnya untuk menekan kasus stunting serendah mungkin. Menurutnya, kasus stunting tidak hanya terkait dengan masalah gizi, melainkan juga berhubungan dengan riwayat penyakit orang tuanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti berharap seluruh organisasi masyarakat semakin terlibat aktif dalam percepatan penurunan kasus stunting. Dinas kesehatan dengan jejaringnya di puskesmas-puskesmas berupaya maksimal menekan prevalensi stunting. “Perlu kolaborasi semua pihak dan selama ini sudah berjalan dengan baik,” jelasnya.
Ponorogo terbilang sukses menekan prevalensi stunting dari 21 persen hingga tinggal 9,3 persen selama tiga tahun. Bupati Sugiri Sancoko akhirnya mendapat penghargaan dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo atas pencapaian dan komitmen terhadap penurunan angka prevalensi stunting itu, pada 27 Juli 2023 lalu.Demikian sebagaimana diinformasikan oleh RRI Madiun. (KR-LID/AS)