Reog Sudah Jadi Habitat, Ponorogo Layak Masuk Jejaring Kota Kreatif UNESCO
PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Hasil visitasi Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif memberikan harapan besar bagi Ponorogo menjadi bagian UNESCO Creative Cities Network (UCCN). Tim dari Jakarta yang diketuai Taufik Rahzen itu menyampaikan kesimpulan bahwa reog sudah menjadi habitat di Ponorogo. “Bagaimanapun benar adanya, Ponorogo itu habitatnya reog. Masyarakat begitu mencintai Reog Ponorogo, bukan hanya sebatas komunitas yang merasa memiliki,” kata Taufik.
Taufik bersama rombongan selama dua hari berada di Ponorogo untuk mengunjungi sejumlah aktivitas produktif yang mengiring keberadaan Reog Ponorogo, mulai Kamis (27/9/2024) hingga Jumat (28/9/2024). Yakni, ekonomi kreatif turunan dari kesenian reog di Kecamatan Ngebel, perajin batik motif reog di Kecamatan Babadan, dan perajin topeng reog di Kecamatan Sukorejo.
Taufik dan timnya juga menyaksikan pertunjukan reog disabilitas, pentas reog dengan pembarong perempuan, serta melihat latihan tari reog di sekolah dan sanggar. Rombongan juga melihat langsung pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) di Kecamatan Sampung. “Semua ini layak kita tawarkan kepada dunia, peluang Ponorogo masuk UCCN begitu besar,” jelas Taufik.
Budayawan yang juga mantan staf ahli Menteri Pariwisata Bidang Kebudayaan (2018) itu menilai pembangunan MRMP sebagai upaya membentuk ekosistem budaya di Ponorogo. Taufik menyebut adanya mata rantai antara flora, fauna, materi, dan manusia dalam ekosistem budaya yang kelak terbentuk. “Nilai plus untuk melangkah ke UCCN. Dalam Reog Ponorogo itu terdapat keseimbangan manusia dengan alam dan mahluk hidup lainnya,” tegas Taufik.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi mengungkapkan bahwa Panselnas KaTa Kreatif sudah membuktikan munculnya sejumlah aktivitas ekonomi kreatif turunan dari kesenian reog. Hasil visitasi itu akan menambah nilai bagi Ponorogo untuk masuk usulan Jejaring Kota Kreatif UNESCO (UCCN). “Yang tidak kalah penting adalah ekonomi kreatif yang muncul itu membawa kesejahteraan bagi masyarakat,” ungkap Judha. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh RRI Madiun. (KR-LID/AS).