Petani Tembakau di Desa Jatipuro Karangjati Ngawi Terancam Gagal Panen Tanaman Layu Gegara Hujan Sepekan
NGAWI (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Sebagian petani tembakau di Desa Jatipuro, Karangjati, Ngawi, saat ini tengah galau. Itu lantaran banyaknya tanaman tembakau yang masih berusia dua setengah bulan menunjukkan tanda-tanda bakal mati.
Para petani tembakau di desa setempat kini dihadapkan pada ancaman gagal panen. "Tanaman langsung layu dan sebagian mati karena guyuran hujan beberapa hari lalu," ujar Nyamin, petani tembakau Desa Jatipuro, Selasa (1/10/2024) lalu. "Padahal sebentar lagi petik daun pertama dan kedua,’’ tambahnya.
Menurut Nyamin, luasan tanaman tembakau di desanya yang terancam gagal panen sekitar 50 hektare. Nilai kerugian dari lahan seperempat hektare mencapai Rp 15 juta. Angka itu berdasarkan perhitungan biaya pembibitan, penggunaan pupuk dan obat-obatan, serta ongkos tenaga kerja. "Kalau terpaksa panen, hasilnya cuma sekitar 30 persen dari normal. Harga jualnya juga akan anjlok,’’ ujarnya.
Sojo, ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Ngawi, mengamini petani tembakau terancam gagal panen. Kerusakan tanaman akibat hujan deras dalam sepekan terakhir sekitar 50 persen. "Tanaman tembakau terendam air tiga hari berturut-turut akan busuk. Tidak memungkinkan tumbuh lagi karena yang busuk sampai ke akarnya,’’ paparnya. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Radar Madiun. (KR-FEB/AS)