Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

GADGETITIS MENCETAK GENERASI APATIS


Oleh :
Agata Mega Carolin 

GADGETITIS  bukanlah akronim resmi, melainkan istilah yang diciptakan dari kata "gadget" dan akhiran "-itis," yang biasanya digunakan dalam istilah medis untuk menunjukkan peradangan atau kondisi yang berkaitan dengan sesuatu. Dalam konteks ini, gadgetitis merujuk pada kondisi ketergantungan atau kecanduan terhadap gadget dan perangkat elektronik. Jadi, meskipun tidak merupakan akronim istilah ini mencerminkan dampak negatif yang mungkin timbul dari penggunaan gadget secara berlebihan.


ADA pula ciri-ciri gadgetitis yaitu bermain game selama berjam-jam, mengabaikan tanggung jawab lain, merasa cemas dan resah saat tidak bermain game, mengalami perubahan yang drastis, seperti mudah marah atau frustasi, mengurangnya interaksi sosial dengan orang-orang di sekitar, mengabaikan hobi, tugas, dan tanggung jawab lainnya demi bermain game.


ADA seorang mahasiswa, sebut saja AM,  kalau dia sedang tidak ada kegiatan kampus ia selalu menghabiskan waktunya hanya untuk bermain game online. Kegiatan tersebut sering terlihat saat  beberapa teman AM sedang berkumpul atau nongkrong dengannya. Ketika diajak mengobrol pasti selalu dicuekin atau tidak diperhatikan. Hal tersebut membuat temannya terheran-heran dengan sikapnya itu. Bahkan hal itu juga terjadi di dalam kelas saat perkuliahan berlangsung.


DI ERA digital saat ini, gadget memang telah menjadi bagian yang tidak mungkin terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, di balik kemudahan dan konektivitas yang ditawarkannya, terdapat sisi gelap yang sering terabaikan, seperti fenomena kecanduan game online. Bagi banyak orang gadget menjadi pelarian ketika seseorang memiliki masalah yang mungkin menyakitkan. Ketika kehidupan seseorang terasa berat, scroling di feet atau bermain game online menjadi salah satu solusi mereka untuk menghilangkan sejenak masalah hidupnya. Dalam dunia game, dia bisa menjadi pahlawan, bukan remaja yang terjebak dalam tekanan kuliahnya dan harapan orang tua.


AM pun tenggela, dalam permainannya. jam demi jam telah berlalu tanpa terasa, dan kehidupan nyata mulai memudar, seolah ditelan oleh monster-monster yang dikalahkan di layar gadgetnya itu. Namun kadang pelarian seperti ini seringkali memperburuk keadaan. Bukannya menghadapi masalah namun malah terjebak dalam siklus penghindaran yang hanya sesaat, yang hanya bisa menambah rasa cemas dan tidak puas.


SALAH satu vices utama dari penggunaan gadget yang berlebihan merupakan sebuah fenomena kecanduan yang sulit dihilangkan. Hal ini tidak hanya terjadi pada anak-anak dan mahasiswa saja, melainkan para orang tua pun juga merasakan fenomena tersebut. Ketika gadget menjadi sumber kebahagiannya individu cenderung mengejar dunia maya daripada fokus pada dunia nyata.


GADGETITIS telah mengubah cara pandang manusia.  Kecanduan tersebut membuat manusia kehilangan banyak momen-momen berharga yang tidak mungkin dapat dibeli dengan uang hasil game online yang hanya berupa angka dan tidak ada wujudnya itu. Dunia nyata tidak selamanya menyakitkan. Ada kebahagiaan yang menunggu jika kita mau mencari kebahagiaan tersebut. 

 

MESKIPUN teknologi menawarkan kenyamanan dan hiburan kita jangan mudah terpengaruh apalagi sampai kecanduan karena kenyamanan dan hiburan di dalam teknologi itu hanya sesaat beda dengan kenyamanan di dunia nyata yang selalu muncul dan tak kan pernah tergantikan oleh apa pun. Dalam dunia yang terus terhubung ini, momen nyatalah yang pasti tetap berharga.


BAGAIMANA agar kita tidak terjangkit gadgetitis? Berikut tips yang bisa dipertimbangkan, yaitu kita mulai dari diri sendiri yang menciptakan hal-hal baru, luangkan waktu untuk bermajn bersama teman, keluarga, dan kerabat lainnya, bukan menjadi pribadi yang antisosial dan soliter; menghentikan notifikasi dari game online yang berseliweran di gaway; mengerti dan memahami efek negatif dari ketergantungan pada game online; dan meminta dukungan kepada orang terdekat agar selalu memberikan motivasi sehingga terhindar gadgetitis.


AYO, kita jaga kesehatan diri kita sendiri, khususnya kesihetan psikis kita dengan bermain game secara bijak. Mari kita mencoba hobi baru, dengan menemukan aktivitas baru yang lebih menarik daripada game online. Ingat otak kita juga perlu istirahat, dengan langkah-langkah kecil, kita bisa menikmati game tanpa terjebak dalam gadgetitis. Mari kita ciptakan pengalaman bermain yang lebih sehat dan menyenangkan, tanpa meninggalkan kehidupan kita sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan dibutuhkan orang lain. Menjadi pribadi yang peduli, tidak apatis terhadap lingkungan sekitar, merupakan salah satu nilai keutamaan yang harus diperjuangkan.

*) Penulis adalah : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya kampus Kota Madiun

IKLAN

Recent-Post