MADIUN (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Akhir 2024 ini, Kabupaten Madiun belum bebas dari stunting. Data dinas kesehatan setempat, masih ada sebanyak 1.786 balita di Bumi Kampung Pesilat ini yang mengalami stunting. “Jumlah tersebut turun 2,52 persen dibanding tahun lalu,” kata Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Madiun, Sufiyanto, Kamis (27/12/2024) lalu.
Sufiyanto membeberkan pada akhir tahun lalu prevalensi stunting Kabupaten Madiun masih pada angka delapan persen atau jumlah balita stunting sebanyak 2.740 balita. Kemudian pada akhir tahun ini, dari total sasaran balita 33.109 anak, sebanyak 98,35 persen atau ada 32.563 balita telah mengikuti penimbangan. “Dari hasil penimbangan tersebut, 1.786 balita stunting atau jika diprevalensikan mencapai 5,48 persen dan ini juga sudah melampaui dari target tahun ini sebesar 6,5 persen,” paparnya.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Madiun menjelaskan, ada banyak faktor yang cukup berperan dalam mendukung program penurunan stunting di Kabupaten Madiun. Mulai dari sarana prasarana kesehatan yang memadai, kualitas SDM penanganan stunting ditingkatkan, screening di masyarakat. Juga posyandu yang rutin dimonitor hingga tindak lanjut pada balita yang beresiko stunting. “Selain itu karena stunting tahun ini memang tidak hanya ditangani Dinkes saja tapi juga seluruh pihak yang tergabung di tim percepatan penanganan stunting atau TPPS,” jelasnya.
Sufiyanto juga menambahkan pada langkah pencegahan sendiri dilakukan sejak dini dengan edukasi masyarakat dan mempersiapkan kesehatan para remaja putri selaku calon ibu. Sementara, untuk tindak lanjut penanganan balita yang beresiko stunting salah satunya dengan pemberian makanan tambahan (PMT) selain tetap diberikan makanan bergizi rutin sehari-hari. “Harapannya dengan langkah-langkah tersebut jumlah balita stunting di Kabupaten Madiun semakin turun,” tandasnya. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Radar Madiun. (KR-FEB/AS)