Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

MENGUBAH TANTANGAN MENJADI PELUANG : PERAN KECERDASAN BUATAN (AI) DALAM KEHIDUPAN MAHASISWA MODERN


Oleh :
Agustinus Rikarda Kota Bena


KECERDASAN Buatan atau Artificial Intelligence (AI), adalah cabang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan sistem atau mesin yang dapat memahami atau melaksanakan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Hal ini mencakup pengenalan wajah, pembelajaran bahasa alami (seperti percakapan), pengambilan keputusan, dan pembelajaran berbasis data. AI mulai dikembangkan sejak tahun 1950-an, dengan kemajuan signifikan pada dekade 2010-an berkat pembelajaran mendalam (deep learning).


ADA beberapa Jenis AI yang dapat dibedakan berdasarkan tingkat kecerdasannya:

1. AI sempit (Narrow AI) : AI yang dirancang untuk melakukan satu tugas tertentu, seperti asisten virtual (misalnya Siri atau Alexa), rekomendasi produk di e-commerce atau mobil otonom.

2. AI Umum (AGI-Artificial General Intelegence) : AI yang memiliki kemampuan untuk memahami, belajar, dan menerapkan pengetahuan di berbagai domain, layaknya kecerdasan manusia. Ini menjadi konsep teoretis dan belum tercapai sepenuhnya.

3. Superinteligensi (ASI-Artificial Superintellegence) : suatu bentuk kecerdasan buatan yang melebihi kemampuan manusia dalam semua aspek, mulai dari kreativitas hingga pengambilan keputusan  kompleks. 


AI berperan besar dalam berbagai bidang, seperti kesehatan (diagnosis medis), transposrtasi (kendaraan otonom), finansial (trading algoritmic), dan hiburan (rekomendasi film atau musik). 


ADA seorang mahasiswa, sebut saja Arda, awalnya dikenal sering terlambat mengumpulkan tugas. Namun kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam kehidupannya membawa perubahan besar. AI memudahkan Arda dalam banyak hal terutama dalam bidang perkuliahan. Hal tersebut membuat Arda semakin giat belajar, karena baginya dengan adanya AI semua dimudahkan. 


PADA ERA digital saat ini Artificial Intelligence (AI) berperan sangat besar dalam mendefinisikan ulang era digital. Saat ini, mulai dari membuka berbagi potensi baru dalam kehidupan kita sehari-hari, bisnis, dan teknologi. AI sendiri menjadi faktor pendukung dalam perkuliahan masa kini. Namun di balik kemudahan penggunaan AI, seperti halnya teknologi lainnya. Penting untuk memastikan bahwa perkembangan AI dilakukan dengan pertimbangan etis, regulasi yang tepat, dan dampak sosial yang perlu dipertimbangkan secara matang. Kemudahan penggunaan AI juga harus digunakan secara berhati-hati agar tidak terlalu bergantung kepadanya. 


BEBERAPA situs AI yang dapat diakses untuk mendukung berbagai kebutuhan mahasiswa dan profesional meliputi: ChatGPT dari OpenAI, yang dapat digunakan untuk menyusun tulisan, menjawab pertanyaan, atau menghasilkan ide secara cepat. Untuk memperbaiki tata bahasa dan gaya penulisan, Grammarly menjadi pilihan populer dengan fitur koreksi otomatis. Selain itu, DALL-E, juga dari OpenAI, memungkinkan pengguna menciptakan ilustrasi berbasis deskripsi teks. Google Bard AI hadir sebagai alternatif lain untuk memberikan informasi berbasis AI dengan akurasi tinggi.  


CARA mengakses situs-situs tersebut cukup mudah. Kunjungi situs resminya, seperti [chat.openai.com] (https://chat.openai.com) untuk ChatGPT atau [grammarly.com] (https://www.grammarly.com) untuk Grammarly. Pengguna perlu membuat akun menggunakan email atau login melalui media sosial. Setelah terdaftar, masukkan kebutuhan Anda dalam bentuk instruksi atau pertanyaan, dan AI akan memberikan hasil sesuai permintaan. Pastikan untuk meninjau dan menyesuaikan hasil agar tetap relevan dengan kebutuhan pribadi. 


Moralitas, Kejujuran, dan Antiplagiasi 


ARDA menyadari pentingnya etika dalam menggunakan AI. Ia mulai memeriksa karyanya dengan alat antiplagiasi seperti Turnitin, memastikan bahwa AI digunakan sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti usaha pribadi. “AI membantu, tetapi tugas tetap untuk mengasah kemampuan,” tegas Arda. 


BAGAIMANA agar tidak kecanduan mengerjakan tugas dengan AI? Gunakan AI hanya untuk hal-hal tertentu, seperti mencari referensi, menyusun kerangka, atau memeriksa tata bahasa, sementara inti pengerjaan dilakukan secara mandiri. Batasi waktu penggunaan AI dan fokus pada proses belajar dengan membaca, memahami, dan membuat draf awal sendiri. Evaluasi hasil tugas Anda dengan mencoba menjelaskan isi dan argumennya, sehingga memastikan pemahaman penuh. Dengan cara ini, AI dapat membantu tanpa mengurangi kemampuan berpikir kritis dan kreativitas Anda. 


"AYO, hentikan plagiasi dari AI! Utamakan kejujuran dan jadikan teknologi sebagai alat bantu, bukan jalan pintas. Belajar adalah proses, bukan sekadar hasil akhir!" Mengandalkan AI sepenuhnya dalam menyelesaikan tugas berisiko membuat pemahaman Anda terhadap materi menjadi dangkal. Dengan menjaga keseimbangan, Anda tetap dapat memanfaatkan teknologi tanpa kehilangan esensi pembelajaran, yaitu mengasah kemampuan analisis, pemahaman, dan tanggung jawab pribadi. 

*)  Penulis adalah : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya kampus Kota Madiun


IKLAN

Recent-Post