Peran Penting Tutor Pendidikan Kesetaraan sebagai Garda Terdepan dalam Menjaga Kualitas Pembelajaran
Pendidikan kesetaraan merupakan solusi bagi mereka yang
tidak dapat mengakses pendidikan formal karena berbagai alasan, seperti
keterbatasan ekonomi, geografis, atau kondisi sosial. Dalam sistem ini, tutor
pendidikan kesetaraan memegang peran penting sebagai fasilitator pembelajaran,
mentor, dan motivator bagi peserta didik. Sayangnya, meskipun tugas mereka
sangat strategis, posisi tutor pendidikan kesetaraan sering kali terabaikan,
tanpa payung hukum yang jelas untuk melindungi profesi mereka.
Peran Strategis Tutor Pendidikan Kesetaraan
Sebagai garda terdepan dalam menjaga kualitas pembelajaran,
tutor pendidikan kesetaraan memiliki beberapa peran utama, antara lain:
1. Fasilitator Pembelajaran yang Fleksibel
Berbeda dengan pendidikan formal yang memiliki kurikulum
baku dan sistem pengajaran terstruktur, pendidikan kesetaraan lebih fleksibel
dalam metode pembelajarannya. Tutor dituntut untuk mampu beradaptasi dengan
kebutuhan peserta didik, mengembangkan metode pembelajaran inovatif, serta
mengoptimalkan pembelajaran berbasis pengalaman.
2. Mentor dan Motivator bagi Peserta Didik
Sebagian besar peserta pendidikan kesetaraan berasal dari
kelompok rentan, seperti anak putus sekolah, pekerja anak, atau perempuan yang
harus berhenti sekolah karena pernikahan dini. Tutor berperan sebagai mentor
yang tidak hanya memberikan materi pelajaran tetapi juga membangun semangat dan
kepercayaan diri mereka untuk meraih masa depan yang lebih baik.
3. Peningkatan Literasi dan Keterampilan Hidup
Pendidikan kesetaraan tidak hanya berfokus pada akademik,
tetapi juga pada penguatan keterampilan hidup (life skills) yang dibutuhkan
dalam dunia kerja dan kehidupan sosial. Tutor berperan penting dalam membekali
peserta didik dengan literasi keuangan, keterampilan komunikasi, hingga
pendidikan vokasional yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
4. Penghubung antara Peserta Didik dan Kesempatan Lebih
Luas
Tutor tidak hanya mengajarkan materi, tetapi juga menjadi
jembatan bagi peserta didik untuk mengakses peluang lebih luas, seperti
pelatihan kerja, program wirausaha, atau kesempatan melanjutkan pendidikan ke
jenjang lebih tinggi.
Tantangan yang Dihadapi Tutor Pendidikan Kesetaraan
Meskipun memiliki peran yang sangat strategis, para tutor
pendidikan kesetaraan menghadapi berbagai tantangan, di antaranya:
1. Tidak Ada Payung Hukum yang Melindungi Profesi
Hingga saat ini, belum ada regulasi yang jelas mengenai
status dan perlindungan profesi tutor pendidikan kesetaraan. Tidak seperti guru
di sekolah formal yang memiliki jenjang karier dan kesejahteraan yang lebih
terjamin, tutor sering kali bekerja dalam kondisi yang tidak pasti.
2. Minimnya Pengakuan dan Kesejahteraan
Banyak tutor yang bekerja dengan honor rendah tanpa jaminan
sosial maupun tunjangan yang layak. Padahal, tanggung jawab mereka dalam
mendidik masyarakat yang termarginalkan sangat besar.
3. Keterbatasan Sarana dan Prasarana
Proses pembelajaran sering kali harus dilakukan di tempat
yang kurang memadai, dengan akses terhadap sumber belajar yang terbatas. Tutor
harus berjuang dengan kreativitas mereka untuk tetap memberikan pendidikan yang
berkualitas.
4. Kurangnya Pelatihan dan Pengembangan Profesional
Tidak semua tutor mendapatkan pelatihan yang cukup untuk
meningkatkan kompetensi mereka. Padahal, sebagai tenaga pendidik di lingkungan
yang unik, mereka membutuhkan strategi khusus dalam mengajar dan mendampingi
peserta didik.
Mendesak, Payung Hukum dan Penguatan Peran Tutor
Pendidikan Kesetaraan
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan kesetaraan, sudah
saatnya pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya memberikan perhatian lebih
terhadap keberadaan tutor. Beberapa langkah yang perlu diambil antara
lain:
1. Pengesahan Regulasi yang Melindungi Profesi Tutor
Pemerintah perlu segera merancang regulasi yang mengakui
status tutor pendidikan kesetaraan sebagai tenaga pendidik dengan hak dan
kewajiban yang jelas.
2. Peningkatan Kesejahteraan dan Insentif
Pemberian honor yang layak, jaminan sosial, dan tunjangan
tambahan bagi tutor harus menjadi prioritas agar mereka dapat menjalankan
tugasnya dengan lebih profesional dan berkelanjutan.
3. Penyediaan Sarana dan Akses terhadap Sumber Belajar
Tutor membutuhkan dukungan berupa bahan ajar, media
pembelajaran, dan teknologi yang memadai untuk meningkatkan efektivitas
pengajaran mereka.
4. Pelatihan Berkelanjutan untuk Tutor
Pemerintah dan lembaga terkait harus menyediakan program
pelatihan rutin bagi tutor agar mereka dapat terus mengembangkan keterampilan
mengajar, baik dalam aspek akademik maupun pembelajaran berbasis keterampilan
hidup.
Tutor pendidikan kesetaraan merupakan pilar utama dalam
menjaga kualitas pendidikan bagi kelompok masyarakat yang terpinggirkan. Namun,
tanpa adanya payung hukum yang jelas, peran mereka terus berada dalam
bayang-bayang ketidakpastian. Oleh karena itu, sudah saatnya pemerintah dan
masyarakat memberikan perhatian lebih terhadap profesi ini agar pendidikan kesetaraan
benar-benar dapat menjadi solusi yang inklusif dan berkelanjutan.
*) Penulis adalah pendiri PKBM Bestari Jombang yang menjabat Ketua 2 Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Tutor Pendidikan Kesetaraan Nasional (DPP ASTINA)