Strategi Promosi Penerimaan Mahasiswa Baru Berbasis Theory of Change
Oleh:
Dr. Nunik Hariyani, A.P., S.Sos., M.A.
DALAM
dunia pendidikan tinggi yang semakin kompetitif, strategi promosi penerimaan
mahasiswa baru menjadi faktor kunci dalam menarik calon mahasiswa yang
berkualitas. Banyak perguruan tinggi menghadapi tantangan dalam meningkatkan
jumlah pendaftar, terutama di tengah persaingan yang semakin ketat dan
perubahan pola perilaku calon mahasiswa dalam mencari informasi pendidikan.
Menurut Kotler dan Fox (1995), keberhasilan pemasaran pendidikan bergantung
pada pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan harapan calon mahasiswa
serta strategi komunikasi yang efektif. Oleh karena itu, pendekatan yang
sistematis dan berbasis data sangat diperlukan agar strategi pemasaran tidak
hanya efektif dalam menjangkau audiens yang tepat, tetapi juga mampu
meningkatkan angka konversi pendaftaran menjadi mahasiswa aktif. Salah satu
pendekatan yang dapat digunakan adalah Theory of Change (ToC), sebuah kerangka
strategis yang menghubungkan tujuan jangka panjang dengan serangkaian langkah
sistematis yang perlu dilakukan untuk mencapainya.
TEORI Perubahan (Theory of Change) mulai muncul tahun 1990-an. Salah satu tokoh utama
dalam pengembangannya adalah Carol Weiss. Tahun 2012, Andreas et al. menyusun
framework ToC yang lebih sistematis untuk mendukung pengambilan keputusan
strategis. Tokoh berpengaruh lainnya dalah John Mayne, seorang ahli evaluasi
program yang bekerja di Kanada yang memperkenalkan konsep Contribution
Analysis.
PERMASALAHAN utama dalam penerimaan mahasiswa baru sering kali berpusat pada kurangnya
kesadaran calon mahasiswa tentang institusi yang bersangkutan, keterbatasan
akses informasi mengenai program studi, serta kurangnya keterlibatan aktif
perguruan tinggi dalam membangun hubungan dengan calon mahasiswa dan orang tua.
Selain itu, sistem pendaftaran yang tidak ramah pengguna dan kurangnya strategi
komunikasi yang efektif dapat menjadi hambatan dalam menarik minat calon
mahasiswa. Menurut Hossler dan Gallagher (1987), keputusan calon mahasiswa
dalam memilih perguruan tinggi dipengaruhi oleh tiga tahap utama, yaitu
predisposisi, pencarian informasi, dan seleksi. Dengan memahami tahapan ini,
institusi dapat merancang strategi promosi yang lebih efektif dan sesuai dengan
kebutuhan target audiens.
TUJUAN
utama dari strategi ini adalah meningkatkan jumlah mahasiswa baru yang
berkualitas dan sesuai dengan visi-misi institusi. Selain itu, strategi ini
bertujuan untuk membangun reputasi akademik yang kuat, meningkatkan akses
informasi bagi calon mahasiswa, serta mengoptimalkan sistem pendaftaran agar
lebih efisien dan ramah pengguna. Berdasarkan teori pemasaran pendidikan dari
Maringe (2006), reputasi akademik merupakan salah satu faktor utama yang
mempengaruhi pilihan calon mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi. Oleh
karena itu, promosi yang dilakukan harus mampu menonjolkan keunggulan akademik,
fasilitas, serta prospek karier lulusan.
PROSES perubahan yang diharapkan dalam strategi ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap
pertama adalah meningkatkan kesadaran calon mahasiswa melalui kampanye digital,
media massa, dan kegiatan promosi offline. Pada tahap ini, perguruan tinggi
perlu memastikan bahwa informasi mengenai program studi, keunggulan akademik,
serta fasilitas kampus tersampaikan dengan baik kepada calon mahasiswa dan
orang tua mereka. Tahap berikutnya adalah meningkatkan keterlibatan calon
mahasiswa dengan institusi melalui berbagai program interaktif seperti webinar,
open house, campus tour, dan sesi konsultasi dengan dosen atau mahasiswa aktif.
Menurut Vargo dan Lusch (2004) dalam konsep Service-Dominant Logic, keterlibatan
calon mahasiswa dalam proses interaksi dengan institusi sangat penting dalam
membangun loyalitas dan meningkatkan keputusan pendaftaran.
TAHAP
selanjutnya adalah memastikan calon mahasiswa memiliki akses ke informasi yang
lengkap dan jelas mengenai persyaratan pendaftaran, skema beasiswa, dan prospek
karier setelah lulus. Penelitian dari Perna (2006) menunjukkan bahwa akses ke
informasi beasiswa dan prospek karier secara signifikan mempengaruhi keputusan
calon mahasiswa dalam memilih institusi pendidikan tinggi. Pada tahap akhir,
strategi ini bertujuan untuk meningkatkan angka konversi pendaftaran dengan
memberikan kemudahan dalam proses registrasi dan sistem pembayaran yang
fleksibel.
BEBERAPA
aktor perubahan yang berperan dalam implementasi strategi ini meliputi
perguruan tinggi sebagai penyedia layanan pendidikan, dosen dan mahasiswa
sebagai duta promosi, alumni sebagai bukti keberhasilan institusi, serta orang
tua dan sekolah yang memiliki pengaruh besar dalam keputusan calon mahasiswa.
Selain itu, influencer pendidikan dan media sosial juga dapat menjadi elemen
penting dalam memperluas jangkauan promosi dan meningkatkan interaksi dengan
calon mahasiswa. Menurut Solomon et al. (2013), social influence memiliki
dampak yang besar terhadap perilaku konsumen, termasuk dalam konteks pemilihan
institusi pendidikan. Oleh karena itu, pemanfaatan media sosial dan testimoni
dari alumni dapat menjadi strategi yang efektif dalam membangun kepercayaan
calon mahasiswa terhadap institusi.
STRATEGI
ini didukung oleh beberapa teori komunikasi dan pemasaran, termasuk Diffusion
of Innovation Theory dari Everett Rogers (2003), yang menjelaskan bagaimana
informasi tentang program studi menyebar melalui berbagai kanal komunikasi.
Selain itu, teori Social Influence dari Cialdini (2001) menekankan pentingnya
peran orang tua, teman, alumni, dan influencer dalam keputusan calon mahasiswa.
Konsep Customer Journey Mapping juga diterapkan untuk menganalisis perjalanan
calon mahasiswa dari tahap kesadaran hingga tahap registrasi ulang, sehingga
strategi yang diterapkan dapat lebih tepat sasaran dan berbasis data.
UNTUK mendukung keberhasilan strategi ini, berbagai sumber daya perlu disiapkan,
termasuk teknologi dan infrastruktur yang memadai seperti website kampus yang
responsif, sistem manajemen hubungan pelanggan - Customer Relationship
Management (CRM) untuk manajemen data pendaftar, serta chatbot yang dapat
memberikan layanan informasi secara real-time. Selain itu, tim pemasaran yang
terdiri dari tenaga profesional, mahasiswa, dan alumni juga perlu dilibatkan
dalam mengelola kampanye promosi. Anggaran yang mencukupi untuk iklan digital,
cetak brosur, serta penyelenggaraan event promosi juga menjadi faktor penting
dalam memastikan strategi ini berjalan dengan optimal.
DALAM implementasinya, perguruan tinggi perlu mengembangkan berbagai aktivitas
pemasaran yang mencakup kampanye digital, keterlibatan langsung dengan calon
mahasiswa, serta strategi berbasis data untuk mengoptimalkan keputusan promosi.
Kampanye digital dapat dilakukan melalui optimasi website, pemasaran media
sosial, serta iklan berbayar di platform seperti Google Ads, Instagram, dan
TikTok. Keterlibatan langsung dengan calon mahasiswa dapat dilakukan melalui
kunjungan sekolah, seminar pendidikan, serta kolaborasi dengan komunitas siswa
dan organisasi pendidikan. Menurut Rutter et al. (2016), strategi pemasaran
berbasis media sosial dapat meningkatkan engagement dan loyalitas calon
mahasiswa terhadap institusi.
KEBERHASILAN
strategi ini dapat diukur melalui berbagai indikator perubahan, termasuk
peningkatan dalam kesadaran calon mahasiswa terhadap institusi, perubahan
persepsi masyarakat mengenai kualitas akademik kampus, serta peningkatan
keterlibatan calon mahasiswa dalam berbagai kegiatan promosi. Selain itu, angka
konversi pendaftar menjadi mahasiswa aktif juga menjadi indikator utama
keberhasilan strategi ini. Dengan demikian, Theory of Change dapat menjadi
pendekatan yang tepat dalam mengembangkan strategi promosi penerimaan mahasiswa
baru yang lebih efektif dan berkelanjutan.
PENERAPAN
strategi promosi penerimaan mahasiswa baru berbasis Theory of Change memberikan
pendekatan yang sistematis dan berbasis data dalam meningkatkan efektivitas
kampanye pemasaran perguruan tinggi. Dengan memahami tahapan perubahan yang
diharapkan, serta melibatkan berbagai aktor kunci dalam prosesnya, institusi
pendidikan dapat membangun strategi yang lebih adaptif, inovatif, dan
berkelanjutan. Keberhasilan strategi ini tidak hanya diukur dari peningkatan
jumlah mahasiswa baru, tetapi juga dari kualitas interaksi yang terjalin antara
institusi dan calon mahasiswa, yang pada akhirnya akan memperkuat reputasi
akademik dan daya saing perguruan tinggi di tengah dinamika pendidikan tinggi
yang semakin kompetitif.
*) Penulis: Dekan FISIP Unmer Madiun (Periode 2020 – 2024), Praktisi dan Peneliti Ilmu Komunikasi.