Pemkab Ponorogo Gandeng Nahdlatul Ulama (NU) Kembangkan Sistem Pertanian Organik di Ponorogo
PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Tekad Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko sudah bulat untuk mengembangkan sistem pertanian organik di Ponorogo. Bupati dua periode itu sengaja menggandeng Nahdlatul Ulama (NU) agar kaum petani di Ponorogo yang tergabung dalam 1.900 kelompok tani bersedia beralih ke pola budi daya pertanian dengan mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis.
Dukungan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) yang melakukan pendampingan petani di Kelurahan Kepatihan Kecamatan Ponorogo untuk menggunakan pupuk organik. Kang Giri sempat turun ke sawah di Kepatihan yang sudah mengembangkan sistem pertanian organik itu, Minggu (13/4/2025) lalu. ‘’Kalau LPPNU sudah turun tangan, hasilnya akan keren. Badan otonom NU ini punya tugas khusus mengembangkan teknologi dan inovasi di bidang pertanian, termasuk membentuk jaringan kerja,’’ kata Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, mengatakan, bakal ada jaminan asuransi bagi petani yang gagal panen setelah menerapkan teknik bercocok tanam menggunakan bahan-bahan alami, seperti pupuk organik dan pestisida organik. Sebab, kepedulian petani yang turut dalam menjaga kelestarian lingkungan layak panen. ‘’Setiap petani yang bersedia menerapkan pertanian organik akan mendapatkan polis asuransi. Ketika mengalami gagal panen, maka pemerintah wajib menggantinya,’’ terang Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko memasang target 3.000 hektare sawah di Ponorogo sudah menerapkan sistem pertanian organik pada 2025 ini. Tahun berikutnya terus bertambah dengan upaya pendampingan dan advokasi yang konkret. Nah, gol besarnya adalah dari sekitar 35 ribu hektare total sawah yang ada di Ponorogo, 25 ribu hektare di antaranya bakal beralih ke sistem pertanian organik pada 2030 mendatang. ‘’Nasi yang nanti akan kita makan lebih aman bagi kesehatan. Penggunaan pupuk dan pestisida organik juga ramah lingkungan, murah, dan harga jual beras organik lebih mahal. Petani tentunya akan sejahtera,’’ tandasnya.
Pola pertanian organik bakal memiliki dampak besar terhadap keuangan negara. Jika para petani secara masif sudi bercocok tanam menggunakan bahan-bahan alami, maka akan mengurangi beban pemerintah dalam mensubsidi pengadaan pupuk kimia. ‘’Kita dapat bertani secara mandiri karena bahan baku pupuk organik itu banyak tersedia di lingkungan kita,’’ ungkap Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Ponorogo. (KR-YUN/AS)