Optimis Jadi Kota Kreatif Dunia, Ponorogo lolos empat besar seleksi nasional UCCN
PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Pemkab Ponorogo optimis bisa menjadi bagian dari jaringan kota kreatif dunia. Itu setelah, Kabupaten Ponorogo lolos ke tahap empat besar seleksi nasional UNESCO Creative Cities Network (UCCN) atas Jaringan Kota Kreatif UNESCO tahun 2025.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) Kabupaten Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edi mengatakan, Ponorogo memiliki potensi kreativitas cukup tinggi. Yakni sebagai kota budaya, kota wisata, kota religi, dan kota event, yang kesemuanya dibalut dengan kreativitas. "Ponorogo ingin menjadi kota kreatif, tentunya ini tidak mudah dan tidak serta merta. Kita harus melintasi sebuah perjalanan yang panjang," ungkapnya, Rabu (26/9/2024).
Judha menyebut seleksi PMK3I yaitu penilaian mandiri kabupaten/kota kreatif Indonesia (PMK3I) telah dilalui. Bahkan lolos saat dilakukan uji petik, sehingga ditetapkan sebagai kota kreatif Indonesia di tahun 2022 lalu.
Tak puas disitu, Pemkab Ponorogo ingin mencatatkan diri di UCCN. Karenanya tahun 2023 lalu, Ponorogo kembali mengikuti seleksi nasional untuk diuji dan dinilai oleh sembilan kurator, kesemuanya merupakan tim dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI. "Pada waktu itu kita belum berhasil dan Kemenparekraf menentukan pilihannya yaitu Kota Surakarta untuk berangkat ke UNESCO. Tapi kita tidak putus asa, di tahun ini keinginan dan cita-cita kami harus kita kejar, sampai kapanpun Ponorogo ingin betul-betul di-legacy menjadi kota kreatif dunia," bebernya.
Tahun ini, Pemkab Ponorogo kembali mendaftar untuk mengikuti seleksi UCCN. Tahap pertama, lolos enam besar seleksi nasional bersama Kabupaten Bantul, Buleleng, Kota Makassar, Malang, dan Kota Tangerang.
Penilaian itu membuahkan hasil, hingga Ponorogo lolos empat besar, untuk mengikuti kompetisi serupa. Judha berharap, berdasarkan pemaparan yang ia lakukan dihadapan tim panselnas, dan visitasi yang dilakukan tim pada 26-28 September ini bisa mengantarkan Ponorogo menjadi jaringan kota kreatif dunia."Saya meyakini, kita bisa lolos ke UNESCO. Jadi selain pemaparan materi dari kami, ada visitasi dari tim panselnas untuk mencocokkan antara dosir (dokumen/berkas) dengan yang senyatanya di lapangan," tandasnya.
Judha menegaskan, Reog Ponorogo menjadi nadi kehidupan untuk menggerakkan roda perekonomian warga Ponorogo. Sebab ia mengakui, Ponorogo tidak memiliki potensi industri dan tambang, sehingga untuk mendongkrak perekonomian, Pemkab Ponorogo mengandalkan dari kreativitas budaya dan pariwisata. "Jadi setelah vitisasi ini, mereka mencocokkan dokumen dengan data riil di lapangan kemudian ditentukan nilai tertinggi untuk diusulkan ke UNESCO. Jadi Kemenparekraf nanti yang akan mengusulkan kabupaten/kota mana yang layak, dan saya rasa Kabupaten Ponorogo sangat layak sekali untuk diusulkan ke UNESCO," jelasnya. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh RRI Madiun. (KR-LID/AS).