Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Desa Pule Semakin Dikenal Kampung Wisata Ceria

MADIUN (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Desa Pule, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun dulu masuk Inpres Desa Tertinggal (IDT). Namun, semua berubah ketika tempat wisata yang diberi nama Kampung Wisata Ceria dibangun. Desa Pule jadi makin dikenal dan meraih beragam penghargaan. Perangkat Desa Pule Alfrista Norma mengatakan, dulu Pule ini masuk IDT. “Kemudian, awal didirikan Kampung Wisata Ceria ini, karena Pak Kades (Kepala Desa) ingin menghapus identitas inpres desa tertinggal (IDT) itu,” ujar Alfrista Norma.


IDT merupakan program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan untuk masyarakat miskin di desa tertinggal. “Lalu, Pak Kades punya ide, punya inovasi, membuat sebuah tempat yang bisa dikunjungi banyak orang dan jadi tempat berkumpul warga,” ucap Alfrista Norma.



Barulah pada 2017 Kampung Wisata Ceria ini mulai dibangun. Lokasinya berada di atas tanah milik desa (bengkok). Tempatnya boleh dibilang cukup asri, karena sekeliling tempat wisata masih persahawan yang hijau. Kini Kampung Wisata Ceria makin berkembang, dengan beragam fasilitas. Seperti  kolam renang, playground (wahana bermain anak), taman, fasilitas karaoke, ruang pertemuan dan stand usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Kami dari desa tertinggal, dari penduduk sendiri awalnya mungkin juga kurang yakin dengan adanya wisata di desa, tapi Alhamdulillah melalui semangat bersama, inovasi dan dismusyarawahkan, akhirnya tercipta Kampung Wisata Ceria Desa Pule ini,” ucap Alfrista Norma.


Menurut Danang, keraguan warga tersebut muncul bukan tanpa alasan. “Karena kami tempatnya jauh dari daerah keramaian, takutnya (setelah dibangun) wisata tidak berkembang. Tapi alhammdulillah Pak Kades bisa meyakinkan warga,” ujar Danang.


Untuk meramaikan tempat wisata, beragam cara dilakukan. “Kami branding di media sosial (medsos), lalu kami sebar pamflet di TK, SD di kecamatan Sawahan dan Jiwan. Dulu sasaran utama kami adalah anak sekolah dan instansi,” ucap Alfrista.


Selain itu, dari tempat wisata juga sering memberikan promo. “Kami juga menyediakan kereta kelinci untuk penjemputan, misal sekolah tidak ada kendaraan untuk ke sini. Jadi kami bekerjasama juga dengan pemilik kereta kelinci,” ujar Alfrista Norma.


Dengan beragam cara dan konsisten dilakukan itu, Kampung Wisata Ceria Desa Pule makin dikenal. Danang mengatakan, saat weekday pengunjung bisa mencapai 200-250 orang, dan saat weekend 500-700, bahkan saat liburan sampai 1.000 orang.



Keberadaan Kampung Wisata Ceria Desa Pule ini juga dirasakan banyak orang. Seperti dari pendapatan untuk desa dan perputaran ekonomi yang cukup besar. “Dari pendapatan itu diangka Rp80 juta setahun untuk omset kotor,” ujar Danang. “Tapi kalau berbicara perputaran ekonomi, uang yang berputar itu mungkin mencapai Rp1 miliar, yang berputar ekonominya. Termasuk dari UMKM, kereta kelinci dan dari permainan,” ucap dia.


Adanya Kampung Wisata Ceria, selain telah mengubah citra negatif dari desa yang miskin dan tertinggal, kini berbalik menjadikan Desa Pule menjadi jujukan studi banding. Pihak pemerintah desa dan BUMDes sebagai pengelola juga sangat terbuka.


Alfrista Norma mengatakan, beberapa desa yang pernah studi banding diantaranya pada 2023 dari Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. “Mereka studi banding tentang BUMDes dan pengelolaan SDM (sumber daya manusia) dan wisata,” ujar Alfrista Norma.


Kemudian, jelas Alfrista, pada 2024 ini dari Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. “Mereka studi bandingnya kompleks, mengenai BUMDes iya, PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) iya, Pemdes juga iya,” ujar dia.


Berkembangkan tempat wisata, Kampung Wisata Ceria juga mengantarkan Desa Pule meraih beberapa penghargaan. “Pada 2020 kami masuk 10 besar tingkat nasional kategori destinasi baru pada Anugerah Pesona Indonesia (API) Awards,” ujar Danang.


Kemudian pada 2023 lalu, masuk lima besar tingkat nasional untuk Penghargaan Desa Budaya. “Dan pada 2024 ini masuk Madiun Tourism Award (Mata), juara dua kategori desa berkembang,” ucap Danang.


Selain terus menambah faslitas yang ada di tempat wisata, Kampung Wisata Ceria Desa Pule juga mengadakan event tahunan. Seperti yang rutin digelar adalah festival rendengan yang digelar antara Oktober atau November.


Danang berharap, pengunjung tetap semakin banyak. “Dengan pengunjung banyak maka perputaran ekonomi akan semakin lancar, dan Desa Pule akan makin dikenal di tingkat daerah maupun Nasional,” ucap dia. “Selain itu, adanya tempat wisata ini juga bisa menambah manfaat besar untuk Desa Pule dan masyarakat pada umumnya,” ujar Danang. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh RRI Madiun. (KR-FEB/AS)

IKLAN

Recent-Post