Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Pendampingan Belajar Matematika SMPK Garuda Parang oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika UKWMS Kampus Kota Madiun

Oleh: 


Ana Easti Rahayu Maya Sari dan Gregoria Ariyanti
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Kampus Kota Madiun

SABTU, 5 Oktober 2024, sebanyak 6 mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) Kampus Kota Madiun melaksanakan kegiatan Pendampingan Belajar Matematika bagi siswa SMPK Garuda Parang. Kegiatan pendampingan dilakukan terhadap 22 siswa yang terdiri dari kelas VII, VIII, dan IX. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan akademis dalam pemahaman siswa terhadap materi pelajaran matematika yang telah mereka terima di sekolah dengan cara yang lebih menarik dan pendekatan secara personal. Kegiatan pendampingan ini juga disambut baik oleh Ibu Gunarti selaku kepala sekolah SMPK Garuda Parang.


Gambar 1. Kepala SMPK Garuda Parang menerima kedatangan mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika  UKWMS Kampus Kota Madiun

Gambar 1. Kepala SMPK Garuda Parang menerima kedatangan mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika UKWMS Kampus Kota Madiun


PENDAMPINGAN dimulai pukul 09.00 WIB yang diawali dengan ice breaking tentang matematika sebagai kegiatan perkenalan antara pendamping dan peserta kegiatan.



Gambar 2. Ice Breaking peserta pendampingan bersama mahasiswa


KONSEP materi pendampingan yang diterapkan adalah matematika sosial masyarakat, di mana siswa diajak memahami konsep matematika melalui kehidupan sehari-hari. Pendampingan memfokuskan pada penerapan konsep matematika dalam konteks sosial dan kehidupan sehari-hari, melalui masalah kontekstual. Selain belajar matematika melalui pendampingan ini mereka juga belajar penanaman nilai-nilai karakter pancasila seperti jujur, bertanggung jawab, bergotong royong, peduli dan memiliki moral yang baik. Karena dalam pendampingan belajar yang dilakukan, siswa selalu diajak untuk bisa peduli dengan teman yang masih mengalami kesulitan dalam memahami masalah matematika yang diberikan. Siswa diajak untuk mengungkapkan jika masih mengalami kesulitan dan kebingungan dari masalah yang diberikan.


 

Gambar 3. Kegiatan Pendampingan Belajar dalam kelompok-kelompok kecil

 

SESI pendampingan dilakukan dengan memberikan materi berupa operasi aljabar, geometri dimensi dua/tiga, dan geometri transformasi. Materi yang diberikan disesuaikan dengan materi terakhir yang telah mereka terima di kelas dan materi lain yang masih menjadi kesulitan bagi siswa seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Selama pendampingan peserta terlihat begitu antusias, aktif bertanya, dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendamping.


Gambar 4.Pembelajaran dengan menggunakan media berbasis TPACK 

SISWA yang berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran berlangsung diberikan apresiasi dalam bentuk pemberian snack ringan yang telah disediakan oleh pendamping. Pemberian apresiasi yang dilakukan membuat peserta semakin antusias dalam menantikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan berikutnya oleh pendamping.


METODE lain yang dipergunakan dalam pendampingan ini adalah dengan tutorial teman sebaya. Peserta dibagi dalam kelompok kecil sesuai dengan tingkatan kelas. Dalam setiap kelompok peserta yang sudah bisa, wajib membantu teman dalam kelompoknya yang masih mengalami kesulitan. Kondisi ini mengajarkan mereka untuk belajar karakter gotong royong dan kepedulian terhadap sesama.


KEHADIRAN para mahasiswa sebagai pendamping ini juga membantu menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan mendukung siswa yang membutuhkan bantuan akademik secara keberlanjutan. Selain itu peserta juga diberikan kesempatan untuk sharing terkait dengan pengalaman belajar yang telah mereka alami. Sesi ini mengajarkan peserta untuk belajar berefleksi terhadap setiap proses belajar yang telah mereka lalui, dengan cara menyampaikannya secara lisan.



Gambar 5. Sharing peserta terkait materi matematika yang telah diberikan

KEGIATAN pendampingan ini mengidentifikasikan teori belajar yang pernah mahasiswa peroleh saat kuliah, di antaranya teori behavioristik dan teori kognitivisme. Teori behavioristik berfokus pada pembentukan perilaku melalui pengulangan dan penguatan, sedangkan teori kognitivisme menekankan pada pemahaman konsep secara mendalam melalui proses berpikir dan penalaran. Kombinasi kedua teori yang dilakukan ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi dengan lebih baik.


SELAMA kegiatan pendampingan, guru memberikan dukungan kepada siswa untuk bisa lebih fokus dan mengikuti setiap alur yang telah dipersiapkan. Respon positif yang ditunjukkan oleh siswa tampak dari antusiasme ketika diberikan tantangan soal. Selain itu, pendamping melakukan interaksi terhadap siswa, yaitu bercerita, agar suasana belajar lebih ekspresif. Kegiatan tebak-tebakan di akhir sesi membuat suasana belajar semakin menarik dan mendorong partisipasi aktif dari siswa.


KEGIATAN pendampingan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan dan minat terhadap pemahaman materi pada pelajaran matematika. Selain itu, memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa sebagai pendamping dalam proses belajar mengajar secara langsung dan penerapan teori belajar yang telah mereka peroleh dalam perkuliahan. Melalui kegiatan ini, mahasiswa juga dapat menentukan metode yang tepat, relevan dengan kondisi siswa, lebih menarik, dan inovatif. (*)

 


Gambar 6. Kegiatan foto bersama pada akhir sesi pendampingan belajar 

IKLAN

Recent-Post