PT KAI Daop 7 Madiun Resmi Uji Coba Kereta Api BIAS Rutenya Stasiun Madiun ke Bandara Adi Soemarmo Solo
MADIUN (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 7 Madiun resmi memulai uji coba layanan integrasi kereta api yang menghubungkan Stasiun Madiun dengan Stasiun Bandara Adi Soemarmo Solo, guna mempermudah akses masyarakat Madiun dan sekitarnya menuju bandara tersebut. Layanan ini menjadi terobosan baru yang diharapkan mempermudah perjalanan dan meningkatkan kenyamanan penumpang, khususnya yang hendak melanjutkan perjalanan udara.
Uji coba ini dimulai pada 2 November dengan keberangkatan dari Stasiun Solo Adisumarmo ke Madiun, sedangkan mulai 3 November, KA BIAS (Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo) akan beroperasi dengan dua kali perjalanan pulang-pergi setiap harinya. Inisiatif ini tidak hanya diharapkan dapat memberikan alternatif transportasi yang cepat dan nyaman bagi pengguna, tetapi juga bertujuan untuk mengurangi kemacetan di jalur darat serta meningkatkan minat masyarakat dalam memanfaatkan transportasi publik.
Vice President Daop 7 Madiun, Suharjono, mengatakan bahwa tarif perjalanan uji coba dirancang terjangkau untuk semua kalangan. “Perjalanan dari Stasiun Madiun ke Stasiun Adi Soemarmo Solo dikenakan tarif Rp40.000. Adapun tarif ke stasiun-stasiun lain di rute tersebut, seperti Madiun-Walikukun, ditetapkan sebesar Rp20.000, dan Madiun-Magetan sebesar Rp7.000. Dengan biaya yang terjangkau ini, diharapkan layanan baru ini mampu menarik minat masyarakat luas.” ujar Suharjono, sabtu (2/11/2024) lalu.
KA BIAS dirancang berhenti di beberapa stasiun di sepanjang rute untuk memudahkan penumpang, antara lain Stasiun Magetan, Stasiun Ngawi, Stasiun Walikukun, Stasiun Sragen, Stasiun Solo Jebres, Stasiun Solo Balapan, Stasiun Kadipiro, dan berakhir di Stasiun Adisumarmo Solo, yang langsung terhubung dengan Bandara Internasional Adi Soemarmo.
PT KAI berharap dengan dihadirkannya layanan baru ini, masyarakat dapat menikmati perjalanan yang lebih aman, efisien, dan terjangkau. Integrasi ini diharapkan menjadi langkah positif dalam mendukung konektivitas antarwilayah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, serta mendorong penggunaan transportasi umum yang lebih optimal. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh RRI Madiun. (KR-FEB/AS)