Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Warga Ponorogo Produksi Sandal Kayu 'Bakiak' Ukiran Artistik


PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) -  Produksi sandal kayu sudah jarang ditemui, bahkan langka di pasaran. Namun di Ponorogo, Jawa Timur ada rumah produksi sandal kayu 'bakiak' Pesona Ukir yang masih eksis hingga sekarang ditengah gempuran zaman. 


Sandal kayu tersebut terbuat dari campuran kayu trembesi dan jati. Di tangan Dedy Syaufiq Riza (44), kayu-kayu limbah yang tak terpakai, justru diolah menjadi barang seni yang bernilai ekonomi tinggi. "Awalnya hobi sih, ada kepuasan tertentu ketika saya bisa mengolah sebuah bahan yang kurang begitu diperhatikan di lingkungan kita, saya buat menjadi sesuatu yang baru, yang artistik. Bisa diambil dari kayu-kayu limbah di sekitar kita, yang penting ada ukuran yang cukup sudah bisa kita olah. Nggak harus dari papan kayu yang dipotong rapi itu," ujarnya ditemui RRI di rumahnya Dukuh Ngembag, Desa Patihan Kidul, Kecamatan Siman, Ponorogo, Senin (11/11/2024). 


Bukan sembarang sandal bakiak. Sandal kayu buatan Dedy itu berbeda dari yang lain, karena disertai ukiran di bagian telapak kaki. Keunikan lainnya, sandal bakiak kayu yang ia produksi tanpa disertai 'serampat' atau tali untuk menjepit jari kaki. "Materialnya full dari kayu semua dan ada unsur ukirnya. Mungkin di beberapa sandal yang ada di pasaran itu, sandalnya polosan saja tidak ada ukirannya, tapi saya mencoba membuat daya pikatnya di ukirnya itu," urainya.


Produksi sandal bakiak itu ia rintis sejak 3 tahun terakhir, saat covid-19 melanda. Kala itu ia membuat satu pasang sandal bakiak sebagai uji coba. Karena banyak peminat, ia kemudian melanjutkan produksi tersebut dalam jumlah banyak dan diikutkan ke dalam sejumlah event maupun bazar. Dari situ, ia banyak menerima masukan perbaikan hingga eksis sampai sekarang. "Dari ketertarikan pembeli itu akhirnya saya berpikir ada indikasi bahwa produk saya layak untuk diproduksi kemudian saya membuat lagi," tambahnya.


Pembeli sandal bakiak produksinya tak hanya dari lokalan Ponorogo saja. Tetapi telah merambah ke sejumlah kota-kota besar di Jawa Timur, Jawa Tengah hingga ke Jepang. "Saat itu ada Bule yang singgah ke Ponorogo, dan sempat lihat produksi saya akhirnya dibeli," bebernya.


Sandal bakiak produksi Dedy nyatanya sampai ke Surabaya. Ditemui di rumah produksi Pesona Ukir, seorang pembeli asal Kota Pahlawan, Fredi Ginting mengaku jauh-jauh dari Surabaya ke Ponorogo untuk membeli sandal bakiak. Baginya, sandal bakiak dengan sentuhan artistik jarang ditemui. "Setelah mencoba sandal bakiak, ternyata enak, bagus juga untuk kesehatan terutama aliran darah di kaki jadi lancar. Ukirannya juga bagus, unik lah, model-modelnya juga tidak ketinggalan, memang sekarang sandal seperti ini jarang dijumpai," jelasnya. Seperti diketahui, dalam sehari Dedy memproduksi sepasang sandal bakiak yang artistik. Harga per pasangnya dibandrol Rp60 ribu. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh RRI Madiun. (KR-LID/AS) 

IKLAN

Recent-Post